Pengungsi Kebakaran Maui Pindah ke Tempat Penampungan di Hotel
Kompas dunia | 18 Agustus 2023, 09:37 WIBLAHAINA, KOMPAS.TV - Penduduk Maui yang rumahnya terbakar dalam kebakaran hutan yang membakar kota bersejarah dan menewaskan lebih dari 100 orang, terus memenuhi hotel-hotel di Hawaii. Hotel-hotel tersebut memang disiapkan untuk menampung mereka dan disediakan hingga musim semi mendatang.
“Pihak berwenang berharap dapat mengosongkan tempat penampungan sementara yang penuh sesak dan tidak nyaman pada awal minggu depan, kemudian memindahkan para pengungsi ke kamar hotel,” kata Brad Kieserman, wakil presiden untuk operasi bencana Palang Merah Amerika.
Hotel juga tersedia untuk pengungsi yang memenuhi syarat yang telah menghabiskan delapan hari terakhir tidur di mobil atau berkemah di tempat parkir.
“Kami akan dapat menampung orang-orang di hotel selama diperlukan untuk menemukan tempat tinggal bagi mereka,” kata Kieserman dalam jumpa pers. "Saya yakin kita akan memiliki banyak kamar," ujarnya.
Baca Juga: Konspirasi Kebakaran Hawaii, Benarkah Maui Sengaja Dibakar karena akan Diubah Jadi Smart City?
Kontrak dengan hotel akan berlangsung setidaknya selama tujuh bulan tetapi dapat diperpanjang. Properti akan dikelola oleh penyedia layanan yang akan menawarkan makanan, konseling, bantuan keuangan, dan bantuan bencana lainnya.
Gubernur Hawaii Josh Green mengatakan setidaknya 1.000 kamar hotel akan disediakan bagi mereka yang kehilangan rumah. Selain itu, AirBnB akan menyediakan properti untuk 1.000 orang.
Gubernur juga telah berjanji untuk melindungi pemilik tanah lokal dari perampasan tanah ketika Maui dibangun kembali.
“Niat saya dari awal sampai akhir adalah memastikan tidak ada yang menjadi korban perampasan tanah,” kata Green dalam konferensi pers. “Jangan mendekati keluarga mereka dengan mengatakan bahwa mereka akan jauh lebih baik jika mereka membuat kesepakatan tertentu, karena kami tidak akan mengizinkannya,” ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.
Karena api menghabiskan sebagian besar Lahaina lebih dari seminggu yang lalu, penduduk setempat khawatir bahwa kota yang dibangun kembali dapat menjadi lebih berorientasi pada pengunjung yang kaya.
Ketika jumlah korban tewas meningkat menjadi 111 orang pada hari Rabu, kepala Badan Manajemen Darurat Maui membela diri karena tidak membunyikan sirene saat api berkobar. Padahal Hawaii memiliki sistem sirene peringatan luar ruangan terbesar di dunia.
Baca Juga: Kebakaran Hutan Melanda Pulau Maui di Hawaii, 80 Orang Tewas
“Kami takut orang akan pergi ke mauka,” kata pengurus lembaga Herman Andaya, menggunakan istilah navigasi lokal, yang bisa berarti menuju pegunungan atau pedalaman di Hawaii. "Jika itu masalahnya, maka mereka akan pergi ke dalam kobaran api."
Sistem itu dibuat setelah tsunami tahun 1946 yang menewaskan lebih dari 150 orang di Big Island, dan situs webnya mengatakan mereka dapat digunakan untuk memperingatkan adanya kebakaran.
Avery Dagupion, yang rumah keluarganya hancur, mengatakan dia marah karena warga tidak diberi peringatan sebelumnya untuk keluar dari rumah.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press