Saat Pendukung Kudeta Militer Niger Teriakkan Hidup Putin dan Hidup Rusia di Kedubes PrancIs
Kompas dunia | 31 Juli 2023, 10:14 WIBNIAMEY, KOMPAS.TV - Ribuan pendukung kudeta militer Niger melakukan demonstrasi besar-besaran di Kedutaan Besar (Kedubes) Prancis.
Tensi yang meninggi dan adegan kekerasan kerap terjadi pada demonstrasi yang dilakukan Minggu (30/7/2023). Namun, para pendukung kudeta militer Niger malah menyerukan dukungan terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Padahal Rusia meminta agar Presiden Niger Mohamed Bazoum, yang ditahan saat kudeta segera dibebaskan.
Baca Juga: Kejam, Pasangan Ini Tega Jual Bayinya Demi Bisa Beli iPhone dan Bikin Konten di Media Sosial
Dikutip dari CNN, sejumlah pendukung menghancurkan pelakat yang mengidentifikasi Kedutaan Besar Prancis.
Mereka menginjaknya dan menggantikannya dengan bendera Rusia dan Niger.
Para pendukung kudeta Niger pun meneriakkan “Hidup Putin”, “Hidup Rusia”, dan “Jatuh Bersama Prancis".
Prancis sendiri sebelumnya merupakan negara yang menjajah Niger hingga dimerdekakan pada 1960-an.
Pasukan keamanan Niger terlihat mengerahkan gas air mata dalam upaya membubarkan pengunjuk rasa.
Salah satu foto menggambarkan orang-orang berusaha menyalakan api di luar kompleks Kedubes Prancis.
Kantor Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengungkapkan akan menghadapi siapa pun yang menyerang warga atau fasilitas Prancis di Niger.
Baca Juga: Prigozhin Rayakan Kudeta Militer Niger, Bakal Kirim Pasukan Wagner untuk Membantu?
Banyak komunitas internasional yang mengecam kudeta, yang dilakukan oleh pasukan pengawal Presiden Bazoum.
Para pelaku kudeta kemudian membentuk junta militer yang disebut Dewan Nasional untuk Keamanan Tanah Air.
Niger sendiri memiliki sejarah militer kudeta militer yang panjang setelah merdeka dari Prancis.
Apa yang terjadi di Niger menambah daftar panjang kudeta militer yang terjadi di negara-negara Afrika Barat, setelah sebelumnya terjadi di Mali, Burkina Faso dan Republik Afrika Tengah.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : CNN