Marah Anaknya Dikubur tanpa Izinnya, Tentara Kongo Bantai 13 Orang, termasuk Istri dan 2 Anak
Kompas dunia | 25 Juli 2023, 02:05 WIBKONGO, KOMPAS.TV - Seorang tentara di timur laut Kongo membantai 13 orang, termasuk istri dan dua anak sendiri karena marah anaknya dimakamkan sebelum ia tiba di rumah duka. Tentara itu mengamuk dan menembaki kerabatnya yang melayat sehingga menyebabkan 13 orang tewas.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Kongo di Provinsi Ituri, Letnan Jules Ngongo menyebut peristiwa ini terjadi pada Sabtu (22/7/2023) malam waktu setempat. Tentara itu membantai istri, ipar, dan dua anaknya sendiri. Sebanyak 10 dari 13 korban tewas masih berusia anak-anak.
Pihak militer Kongo tidak mengungkapkan identitas pelaku. Militer sebatas menyatakan bahwa tentara itu langsung menyerahkan senjatanya ke warga setempat usai melakukan pembantaian.
Baca Juga: Kongo Gelar Fashion Show Spektakuler, Berharap Menginspirasi Damai dan Kreativitas di Tengah Konflik
Baraka Muguwa Oscar, kepala desa di tempat kejadian, menyebut tentara itu marah karena keluarganya melakukan penguburan anak laki-lakinya tanpa minta izin kepadanya. Anak tentara itu dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (20/7) atau dua hari sebelum kejadian.
"Tentara ini tidak suka bahwa anaknya dikubur tanpa persetujuannya dan tanpa kehadirannya," kata Oscar dikutip Associated Press.
Sementara itu, Jules Ngongo menyebut elemen-elemen militer Kongo diterjunkan untuk menangkap tentara tersebut. Tentara itu dilaporkan kabur setelah pembantaian.
"Tidak peduli perkara, waktu, atau situasinya, Anda tidak bisa mengambil nyawa orang lain. Aksi tak disiplin ini akan ditangani oleh pengadilan," kata Ngongo.
Wilayah timur Kongo sendiri saat ini masih dilanda pertempuran sejak berdekade-dekade lalu, dengan lebih dari 120 kelompok bersenjata berebut kekuasaan. Pada awal pekan ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan peningkatan kekerasan di timur laut Kongo.
Baca Juga: Luhut Sebut Kongo Hingga Afrika Selatan Puji Indonesia Terkait Hal Ini
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press