Prancis Deg-degan Jalani Peringatan Bastille Hari Ini, Terjunkan 130.000 Aparat Antisipasi Rusuh
Kompas dunia | 14 Juli 2023, 07:50 WIB"Kematian Nahel adalah pembunuhan ilegal," tulis Amnesty di Twitter, dan mendesak Prancis untuk meninjau aturan penggunaan senjata dan "mengakhiri rasisme sistemik dalam tindakan penegakan hukum."
Nahel setidaknya menjadi korban ke-15 yang tewas selama pemeriksaan lalu lintas di Prancis pada tahun 2022, kata Amnesty, mengingat bahwa kode keamanan internal telah diubah pada tahun 2017 untuk memperluas penggunaan senjata.
Dalam konteks ini, Amnesty menyesalkan bahwa petugas penegak hukum memiliki terlalu banyak kebebasan untuk menafsirkan hukum, yang mengakibatkan kematian Nahel kali ini.
"Kematian Nahel juga merupakan hasil dari diskriminasi dan rasisme polisi," tambahnya, sambil menyatakan bahwa pejabat seperti Kepala Kepolisian Paris, Laurent Nunez, dan Presiden Emmanuel Macron menyangkal isu-isu tersebut.
"Kami mendukung aksi unjuk rasa yang menuntut keadilan bagi Nahel dan korban-korban kekerasan polisi lainnya," tambah Amnesty.
"Berapa banyak Nahel yang tidak terekam? Berapa banyak petugas polisi yang tidak diadili? Berapa banyak keluarga korban yang menunggu keadilan terwujud?" tanya kelompok hak asasi manusia tersebut.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Anadolu