> >

Media Barat: Pemecatan Jenderal Lapangan Senior Ungkap Retakan Baru dalam Hierarki Militer Rusia

Kompas dunia | 14 Juli 2023, 00:00 WIB
Seorang jenderal Rusia yang bertanggung jawab atas pasukan yang berperang di Ukraina selatan dibebastugaskan usai berbicara tentang masalah yang dihadapi pasukannya, langkah yang mencerminkan celah baru dalam komando militer Rusia menyusul pemberontakan pasukan Wagner yang dipimpin Yevgeny Prigozhin. (Sumber: AP Photo)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Seorang jenderal Rusia yang bertanggung jawab atas pasukan yang berperang di Ukraina selatan dibebastugaskan usai berbicara tentang masalah yang dihadapi pasukannya, langkah yang mencerminkan celah baru dalam komando militer Rusia menyusul pemberontakan pasukan Wagner yang dipimpin Yevgeny Prigozhin.

Seperti dilansir Associated Press, Kamis (13/7/2023), Mayor Jenderal Ivan Popov, komandan pasukan ke-58 di wilayah Zaporizhzhia, titik fokus dalam serangan balasan Ukraina, mengatakan dalam sebuah pernyataan audio kepada pasukannya yang dirilis Rabu malam dia diberhentikan setelah pertemuan dengan petinggi militer dalam apa yang dia gambarkan sebagai tusukan "berbahaya" di belakang pasukan Rusia di Ukraina.

Popov mengatakan kepemimpinan militer marah dengan kejujurannya soal tantangan yang dihadapi oleh pasukan, terutama kekurangan radar pelacak artileri musuh, yang mengakibatkan banyak korban di pihak Rusia.

“Para perwira tinggi tampaknya melihat saya sebagai sumber ancaman dan dengan cepat mengeluarkan perintah untuk menyingkirkan saya, yang ditandatangani oleh Menteri Pertahanan hanya dalam satu hari,” katanya.

“Militer Ukraina gagal menembus pertahanan tentara kami, tetapi komandan tertinggi menyerang kami dari belakang, dengan licik dan pengecut memenggal kepala tentara pada saat yang paling sulit ini,” kata Popov.

Popov, yang menggunakan nama panggilan "Spartacus", menyebut pasukannya sebagai "gladiator saya" dalam pesan audio yang dirilis oleh pensiunan Jenderal Andrei Gurulev, yang memimpin pasukan ke-58 di masa lalu dan saat ini menjabat sebagai anggota parlemen. Tentara ke-58 terdiri dari beberapa divisi dan unit yang lebih kecil.

Baca Juga: Komunike Bersama KTT NATO Jamin Masa Depan Ukraina, tetapi Tidak Beri Kepastian Waktu

Tank Rusia yang diparkir saat diserahkan oleh tentara bayaran Wagner kepada pasukan Rusia. Seorang jenderal Rusia yang bertanggung jawab atas pasukan yang berperang di Ukraina selatan dibebastugaskan usai berbicara tentang masalah yang dihadapi pasukannya, langkah yang mencerminkan celah baru dalam komando militer Rusia menyusul pemberontakan pasukan Wagner yang dipimpin Yevgeny Prigozhin. (Sumber: AP Photo)

Popov yang berusia 48 tahun, yang meroket dari komandan peleton hingga memimpin sekelompok besar pasukan, mendorong tentaranya untuk datang langsung kepadanya dengan masalah apa pun, menggunakan pendekatan santai yang sangat kontras dengan gaya komando formal kaku yang umum di militer Rusia.

Blogger militer Rusia mengatakan Popov dikenal luas karena menghindari kerugian yang tidak perlu, tidak seperti banyak komandan lain yang mengorbankan tentara mereka untuk melaporkan keberhasilan.

“Saya menghadapi situasi sulit dengan pimpinan puncak ketika saya harus diam dan bertindak seperti pengecut, mengatakan apa yang ingin mereka dengar, atau menyebut sesuatu dengan nama mereka,” kata Popov. "Aku tidak punya hak untuk berbohong demi kalian dan rekan-rekan kita yang gugur."

Banyak blogger militer berpendapat pemecatan Popov mengikis moral pasukan pada saat serangan Ukraina tanpa henti. Seorang blogger, Vladislav Shurygin, mengatakan itu memberikan "pukulan telak bagi seluruh tentara," sementara yang lain, Roman Saponkov, menggambarkannya sebagai "serangan teror yang mengerikan terhadap moral tentara."

Sebagai tanda bahwa banyak pejabat Rusia berbagi kritik Popov terhadap kepemimpinan militer, Andrei Turchak, wakil ketua pertama majelis tinggi parlemen dan ketua partai utama Kremlin Rusia Bersatu, sangat mendukung sang jenderal, dengan mengatakan “Tanah Air dapat bangga dengan komandan seperti itu.”

Andrei Kartapolov, pensiunan jenderal yang mengepalai komite urusan pertahanan di majelis rendah, juga mengatakan Kementerian Pertahanan harus menangani masalah yang diangkat oleh Popov.

Baca Juga: Menhan Rusia Sergei Shoigu Klaim Kiev Kehilangan Lebih dari 26.000 Tentara selama Serangan Balik

Jenderal Valery Gerasimov, komandan lapangan tertinggi Rusia untuk palagan Ukraina yang juga kepala staf angkatan bersenjata Rusia. Pernyataan Mayjen Ivan Popov tentang perlunya merotasi pasukannya yang kelelahan, yang sudah berperang melawan serangan balik Ukraina sejak awal Juni dilaporkan membuat marah Kepala Staf Umum Jenderal Valery Gerasimov, menganggap mereka panik dan segera memerintahkan pemecatannya. (Sumber: Radio Free Europe)

Berita pemecatan Popov menambah pukulan yang diterima pasukan Rusia ketika perwira senior lainnya, Letnan Jenderal Oleg Tsokov, tewas hari Selasa oleh serangan rudal Ukraina.

Pernyataan Mayjen Ivan Popov tentang perlunya merotasi pasukannya yang kelelahan, yang sudah berperang melawan serangan balik Ukraina sejak awal Juni dilaporkan membuat marah Kepala Staf Umum Jenderal Valery Gerasimov, menganggap mereka panik dan segera memerintahkan pemecatannya.

Gerasimov terlihat bertemu dengan perwira militer hari Senin dalam sebuah video yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan, pertama kali dia terlihat sejak pemberontakan gagal bulan lalu oleh Prigozhin, yang menuntut pemecatannya.

Keributan yang dipicu oleh pemecatan Popov selanjutnya dapat mengikis posisi Gerasimov, yang menghadapi kritik luas atas perilakunya dalam pertempuran di Ukraina.

Analis politik pro-Kremlin Sergei Markov mencatat pernyataan Popov menggemakan kritik terhadap petinggi militer oleh Prigozhin. Namun, dia menambahkan pernyataan sang jenderal bukanlah pemberontakan, melainkan seruan intervensi oleh Presiden Vladimir Putin. “Perselisihan publik seperti itu di puncak tentara Rusia bukanlah unjuk kekuatan,” katanya.

Selama pemberontakan 24 Juni yang berlangsung kurang dari 24 jam, tentara bayaran dari Grup Wagner Prigozhin dengan cepat menyapu kota Rostov-on-Don di Rusia selatan dan merebut markas militer di sana tanpa melepaskan tembakan sebelum melaju ke jarak sekitar 200 kilometer dari Moskow.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU