Erdogan Desak Persatuan Dunia Islam Lawan Islamophobia, Swedia Pertimbangkan Larang Hina Kitab Suci
Kompas dunia | 10 Juli 2023, 02:05 WIBANKARA, KOMPAS.TV - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menekankan perlunya tindakan bersama dalam menangani Islamofobia dan xenofobia yang semakin meningkat di negara-negara Barat, Minggu (9/7/2023).
"Serangan keji terhadap kitab suci kita, Al-Qur'an, di Swedia pada hari pertama Iduladha mengungkapkan dimensi yang menakutkan dari Islamofobia," katanya dalam sebuah video di Acara Makan Malam Gala Konvensi Tahunan ke-46 Asosiasi Dokter Keturunan Pakistan di Amerika Utara (APPNA) seperti laporan Anadolu, Minggu (9/7/2023).
Erdogan menekankan tanggung jawab semua umat Muslim untuk mencegah kejadian serupa.
"Semua kita, semua umat Muslim, punya tanggung jawab besar memastikan tindakan-tindakan seperti ini, yang sangat kita perangi di Turki, tidak terulang. Jika kita bersatu hati dan bersatu tangan, tidak ada seorang pun di dunia berani menyerang kesucian umat Muslim," katanya.
Erdogan juga mengakui ikatan kuat antara Turki dan Pakistan sebagai dua negara saudara, menyoroti hubungan istimewa antara kedua negara tersebut.
Sementara itu menyusul reaksi sangat keras dari negara-negara Islam, Swedia mengungkapkan sedang mempertimbangkan pelarangan penghinaan terhadap kitab suci umat Muslim setelah serangkaian pembakaran Al-Qur'an di negara tersebut, kata Menteri Kehakiman Swedia pada awal pekan ini.
Baca Juga: Pemimpin Kristen Palestina Ikut Kutuk Pembakaran Al-Quran di Swedia: Kaum Muslim Tak Sendirian
Menurut surat kabar lokal Aftonbladet, Gunnar Strommer hari Kamis mengatakan pihak berwenang sedang meninjau apakah perubahan dalam peraturan terkait diperlukan untuk menghentikan tindakan semacam itu.
Bulan lalu, seseorang yang diidentifikasi sebagai Salwan Momika membakar Al-Qur'an di depan Masjid Raya Stockholm di Swedia di bawah perlindungan polisi.
Tindak provokatif tersebut sengaja dilakukan bertepatan dengan perayaan Iduladha, salah satu perayaan agama Islam yang besar yang dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia.
Hal itu menuai kecaman luas dari seluruh dunia Islam, termasuk Turki, Indonesia, Yordania, Palestina, Arab Saudi, Maroko, Irak, Iran, Pakistan, Senegal, Maroko, dan Mauritania.
Pada bulan Januari, seorang politikus sayap kanan juga membakar salinan Al-Qur'an di luar Kedutaan Besar Turki di Swedia.
Strommer mengatakan tindakan semacam itu merupakan ancaman terhadap keamanan nasional Swedia, karena merusak hubungan dengan dunia Islam dan berperan dalam memprovokasi serangan teroris terhadap negara tersebut.
"Dengan latar belakang tersebut, adalah wajar untuk meninjau situasi hukumnya," katanya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Anadolu