> >

Kekurangan Amunisi, Joe Biden Bela Keputusan Kirim Senjata Terlarang Bom Curah ke Ukraina

Kompas dunia | 9 Juli 2023, 02:05 WIB
Presiden AS Joe Biden saat berbicara di Gedung Putin pada 12 Agustus 2022. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden membela kebijakan pemerintahannya yang mengirim bantuan bom curah alias bom tandan (cluster munition) ke Ukraina. Biden menyebut bantuan itu "keputusan sulit" yang perlu diambil karena Washington juga kekurangan amunisi. (Sumber: AP Photo/Evan Vucci)

"Kami mengakui bahwa bom curah menimbulkan risiko korban sipil dari bagian yang gagal meledak. Namun, juga ada risiko bahaya sipil yang besar jika pasukan dan tank Rusia dibiarkan melalui posisi-posisi Ukraina dan mengambil lebih banyak teritori Ukraina dan menaklukkan lebih banyak warga Ukraina hanya karena Ukraina tak punya artileri," kata Sullivan.

"Ini tak bisa diterima bagi kami. Ukraina tidak akan menggunakan bom ini di tanah asing. Mereka sedang mempertahankan negara sendiri. Ini adalah warga mereka yang dilindungi mereka dan mereka ingin menggunakan semua sistem persenjataan yang ada dengan cara yang meminimalkan risiko ke warga sipil," lanjutnya.

Walaupun penggunaan dan produksinya telah dilarang oleh konvensi internasional, namun bom curah masih digunakan dalam konflik-konflik terkini. Menurut Cluster Munition Monitor, terdapat sedikitnya 149 sipil yang terbunuh atau terluka karena bom curah pada 2021.

Selain itu, masih ada belasan negara yang memproduksi bom curah setelah konvensi anti-bom curah dibuat. Negara-negara itu di antaranya adalah AS, China, Israel, Rusia, dan Turki.

Baca Juga: Xi Jinping Ancam Putin Tak Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina, Akhirnya Kremlin Buka Suara

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : The Guardian


TERBARU