> >

Taliban Tutup Salon Kecantikan Afghanistan, Pemilik Malah Bingung: Memang Apa yang Mau Dilihat?

Kompas dunia | 6 Juli 2023, 17:47 WIB
Salon kecantikan di Kabul, Afghanistan sebelum Taliban kembali memimpin. (Sumber: AP Photo/Rahmat Gul, file)

KABUL, KOMPAS.TV - Taliban memerintahkan salon kecantikan di Afghanistan ditutup, dan memberikan waktu satu bulan untuk melakukannya.

Namun, perintah itu malah menimbulkan pertanyaan dan kebingungan bagi para pemilik salon kecantikan.

Perintah Taliban ini semakin membatasi pergerakan perempuan di Afghanistan, yang sebelumnya dilarang untuk bekerja dan bersekolah.

Dikutip dari CNN, Rabu (5/7/2023), Juru Bicara Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan Afghanistan Mohammad Sidik Aktif Mahajar mengungkapkan, perintah itu telah diberikan pada 24 Juni lalu.

Baca Juga: Media Rusia Serang Bos Wagner Yevgeny Prigozhin, Melabelinya Pengkhianat Negara

Dengan begitu, seluruh salon kecantikan harus sepenuhnya ditutup pada 27 Juli.

Sejak kembali menguasai Afghanistan pada Agustus 2021, Taliban kembali melakukan tekanan terhadap perempuan.

Perintah penutupan salon kecantikan ini semakin membuat kebebasan perempuan dikekang, dan memberikan pukulan ekonomi yang keras pada pemasukan keluarga yang bergantung pada usaha tersebut.

“Saya tak bisa mengungkapkan perasaan saya. Suami saya menganggur, dan salon kecantikan ini satu-satunya sumber saya memberi makan keluarga. Saya memiliki empat anak. Mereka perlu makan, pakaian dan peralatan sekolah,” tutur pemilik salon kecantikan yang menolak namanya diungkap.

Ia juga mempertanyakan keputusan itu, karena meski mendandani perempuan, namun saat berada di area publik, seluruh wajah mereka tetap ditutupi dengan hijab.

“Saya tak mengerti mengapa salon kecantikan dilarang. Tak ada yang bisa dilihat, karena perempuan tidak memperlihatkan mukanya dengan riasan di luar. Mereka pasti memakai hijab di depan umum,” tuturnya.

Baca Juga: Biden Tak Sabar Swedia Gabung NATO, Mengaku Menunggu dengan Gelisah

“Langkah ini tak hanya mempengaruhi permintaan banyak keluarga, tetapi lebih jauh mengikis hak dan kebebasan perempuan,” lanjutnya.

PBB mengeluarkan laporan pada bulan lalu yang disusun oleh Pelapor Khusus PBB Richard Bennett dan pemimpin kelompok pekerja yang melawan diskriminasi atas perempuan dan anak perempuan saat mengunjungi Afghanistan.

Menurut laporan tersebut, perempuan dilarang bekerja di hampir semua sektor di luar rumah, dan dilarang mendatangi pemandian umum, taman, dan gym.

Mereka juga harus mengenakan pakaian hitam longgar yang menutupi wajah, dan tak diizinkan meninggalkan rumah tanpa alasan, itu pun tidak tanpa wali laki-laki.

 

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : CNN


TERBARU