Murka Menyebar di Timur Tengah Akibat Al-Qur'an Kembali Dibakar, Warga Irak Serbu Kedubes Swedia
Kompas dunia | 30 Juni 2023, 07:20 WIBBaca Juga: Swedia Akhirnya Larang Demonstrasi dengan Membakar Al-Quran, Ternyata Langka Terjadi
"Menganggap perilaku-perilaku ini sebagai kebebasan dan demokrasi hanya akan mendorong terorisme dan ekstremisme," peringatannya dalam sebuah cuitan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga mengutuk Swedia karena memperbolehkan adanya protes tersebut, yang semakin meragukan kemungkinan negara Nordik tersebut untuk segera bergabung dengan NATO.
"Akhirnya, kami akan mengajari orang-orang Barat yang sombong bahwa menghina umat Muslim bukanlah kebebasan berpikir," kata Erdogan dalam pidato di televisi.
"Kami akan menunjukkan reaksi kami dengan cara yang paling tegas, sampai kemenangan yang tegas terhadap organisasi-organisasi teroris dan Islamophobia tercapai."
Mesir menyebut pembakaran Al-Qur'an tersebut sebagai "tindakan memalukan yang memprovokasi perasaan umat Muslim" ketika mereka sedang merayakan Iduladha. Sementara Liga Arab yang berbasis di Kairo menyebutnya sebagai "serangan terhadap inti keyakinan kita dalam agama Islam".
Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab mengatakan mereka memanggil duta besar Swedia dan menekankan Swedia mengabaikan tanggung jawab internasionalnya dan menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap nilai-nilai sosial.
Kuwait mengatakan para pelaku "tindakan musuh" harus diadili dan "dicegah untuk menggunakan prinsip kebebasan sebagai kelicikan untuk membenarkan permusuhan terhadap Islam atau agama suci manapun".
Baca Juga: Dituding Menghasut, Akhirnya Rasmus Paludan Pembakar Quran Bakal Ditangkap Kepolisian Swedia
Bahrain mengatakan "menghina agama menciptakan kebencian, ekstremisme, dan kekerasan", sementara Kementerian Luar Negeri Libya mengatakan tindakan tersebut "bertentangan dengan upaya internasional untuk memperkuat toleransi dan moderasi".
Di negara tetangga Tunisia, Kementerian Luar Negeri mengutuk "kejahatan yang menjijikkan", sementara Maroko memanggil pejabat kedutaan Swedia di Rabat dan memanggil pulang duta besarnya atas "provokasi-provokasi berulang ini, yang dilakukan di bawah pandangan acuh tak acuh pemerintah Swedia".
Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk "serangan yang terang-terangan terhadap hak asasi manusia, nilai-nilai toleransi, penerimaan terhadap orang lain, demokrasi, dan kehidupan yang damai".
Suriah mengecam tindakan "memalukan" tersebut, sementara gerakan Hezbollah yang didukung Iran di negara tetangga Lebanon mengatakan bahwa pihak berwenang Swedia "terlibat dalam kejahatan tersebut".
Di tempat yang lebih jauh, Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan bahwa mereka mengutuk dengan tegas tindakan yang keji. Sementara Perdana Menteri Shehbaz Sharif mengatakan bahwa dirinya "merasa jijik dan terkejut" dengan pembakaran Al-Qur'an di depan masjid.
"Saya tidak punya kata-kata yang cukup untuk mengutuk tindakan anti-Islam ini, yang jelas dimaksudkan untuk melukai perasaan umat Muslim di seluruh dunia," ujar Sharif.
Pemerintah Taliban di Afghanistan, yang menerapkan interpretasi ketat dari hukum Islam, juga merespons dengan marah, menyebut pembakaran Al-Qur'an sebagai tindakan "penghinaan mutlak terhadap agama mulia ini".
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Straits Times