Presiden Kenya Anggap IMF dan Bank Dunia Tawanan Negara Kaya, Tuntut Pembentukan Lembaga Baru
Kompas dunia | 24 Juni 2023, 03:05 WIBPARIS, KOMPAS.TV - Presiden Kenya William Ruto murka karena berbagai lembaga keuangan dunia seperti Bank Dunia dan IMF tidak mampu mengatasi masalah termasuk krisis iklim. William Ruto juga menilai kedua lembaga dunia itu terlalu berada di bawah pengaruh kepentingan negara-negara kaya.
Presiden Ruto mengusulkan pembentukan bank hijau global yang terpisah dari Bank Dunia dan IMF untuk mengatasi masalah tersebut.
William Ruto, yang terpilih kurang dari setahun yang lalu, mengatakan kepada Financial Times, Jumat (23/6/2023), bahwa bank baru yang independen ini dapat membantu mengatasi kekurangan triliunan dolar yang dibutuhkan untuk menghentikan pemanasan global. Menurutnya, "Kita sedang menghadapi situasi krisis."
Pernyataan ini disampaikan saat para pemimpin dunia berkumpul di Paris untuk membahas reformasi sistem keuangan global, termasuk Bank Dunia dan IMF, dengan tujuan membebaskan dana untuk mengatasi perubahan iklim dan mengurangi beban utang negara-negara berkembang.
Ruto menekankan perlunya mencapai kesepakatan dalam perjanjian Paris bahwa diperlukan mekanisme keuangan baru yang tidak dikendalikan oleh pemegang saham atau terikat pada kepentingan negara tertentu.
Menurut Ruto, mekanisme baru ini, yang mirip dengan bank hijau global, harus didanai melalui pajak hijau dan pungutan yang diterapkan secara global.
Pajak ini dapat termasuk pajak atas transaksi keuangan dan bahan bakar fosil, atau pungutan atas pengiriman dan penerbangan. Diperkirakan hal ini dapat menghasilkan pendapatan antara USD1,5 triliun hingga USD2 triliun per tahun.
Baca Juga: Sekjen PBB Lancarkan Kritik Tajam ke Bank Dunia dan IMF, Desak Perombakan Total
Meskipun Prancis mengusulkan pungutan atas emisi dari pengiriman, pembicaraan mengenai inisiatif pajak iklim global lainnya masih belum membuahkan hasil.
Ruto mengatakan ia telah membahas proposal ini dengan pemimpin internasional, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang menjadi tuan rumah pertemuan tersebut bersama Perdana Menteri Barbados Mia Mottley. Menurut Ruto, Macron merespons proposal tersebut dengan sikap yang cukup acuh tak acuh.
Namun, Ruto mengeklaim seluruh Afrika mendukung saran tersebut, sementara negara-negara seperti Kenya telah menyampaikan posisinya kepada China, yang menjadi pemberi pinjaman terbesar bagi negara-negara berkembang dalam beberapa tahun terakhir.
Ruto, yang sebelumnya mengusulkan agar para pemimpin Afrika menggunakan mata uang selain dolar AS untuk memfasilitasi perdagangan di antara negara-negara benua tersebut, dijadwalkan akan bertemu dengan para pemimpin China, termasuk Presiden Xi Jinping, untuk membahas topik-topik seperti perubahan iklim.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Financial Times