> >

Parlemen AS Minta Biden Hukum Afrika Selatan, Dianggap Dukung Rusia dan Ancam Kepentingan Nasional

Kompas dunia | 14 Juni 2023, 02:05 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa. Kelompok bipartisan anggota parlemen Amerika Serikat (AS) meminta pemerintahan Joe Biden menghukum Afrika Selatan atas apa yang mereka anggap ancaman atas kepentingan nasional AS dan dukungan Afrika Selatan terhadap perang Rusia di Ukraina. (Sumber: AP Photo)

Namun mereka mengatakan Afrika Selatan mungkin telah melampaui batas dan memberikan dukungan materiil untuk perang tersebut.

Mereka menunjukkan pada kapal kargo Rusia yang berada di bawah sanksi AS, Lady R, yang berlabuh di pangkalan angkatan laut dekat Cape Town pada Desember 2022.

"Intelijen mengindikasikan pemerintah Afrika Selatan menggunakan kesempatan ini untuk diam-diam memasok senjata dan amunisi ke Rusia yang dapat digunakan dalam perang ilegalnya di Ukraina," kata surat dari para anggota parlemen.

Baca Juga: Akhirnya, Dubes AS Minta Maaf Usai Tuduh Afrika Selatan Jual Senjata ke Rusia

Pertemuan Menlu negara-negara BRICS yang sedang bertemu di Afrika Selatan hari Jumat, (2/6/2023) mengatakan BRICS akan memotori sistem global baru yang multilateral dan menjauh dari negara-negara Barat, seperti laporan Deutsche Welle, Jumat (2/6/2023). (Sumber: Kompas)

Sebagai bukti bahwa Afrika Selatan tidak netral dalam perang tersebut, anggota parlemen AS juga menunjukkan latihan militer bersama yang diadakan dengan Rusia dan Tiongkok pada bulan Februari;

Selain itu, pesawat kargo Rusia yang berada di bawah sanksi AS yang diizinkan mendarat di pangkalan angkatan udara Afrika Selatan pada bulan April; dan rencana Afrika Selatan untuk menjadi tuan rumah sebuah pertemuan internasional yang dikenal sebagai Brics pada bulan Agustus yang mungkin akan dihadiri oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Kami sangat prihatin bahwa penyelenggaraan Forum AGOA 2023 di Afrika Selatan akan menjadi dukungan tersirat terhadap dukungan merugikan Afrika Selatan terhadap invasi Rusia di Ukraina," kata surat tersebut.

Surat itu ditandatangani oleh Senator Chris Coons, anggota Komite Hubungan Luar Negeri Senat; dan Senator Jim Risch dari Idaho, anggota senior Partai Republik di komite tersebut.

Surat tersebut juga ditandatangani oleh anggota senior Partai Republik dan Partai Demokrat di komite urusan luar negeri Dewan Perwakilan Rakyat.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengulangi pentingnya AGOA dan forum tersebut, tetapi tidak menjelaskan bagaimana pemerintahan Biden berencana untuk merespons permintaan para anggota parlemen.

Baca Juga: Saat AS Membabi Buta, Kini Tuduh Afrika Selatan Pasok Senjata ke Rusia

Presiden Afrika Selatan Matamela Cyril Ramaphosa, Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri India ke-15 Narendra Damodardas Modi, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan mantan Presiden Brazil Michel Temer. (Sumber: brics2021)

"Kami memahami kekhawatiran Kongres mengenai hubungan keamanan Afrika Selatan dengan Rusia," kata pernyataan tersebut.

Vincent Magwenya, juru bicara Ramaphosa, mengatakan kantornya akan memberikan komentar setelah AS membuat keputusan mengenai forum AGOA.

Magwenya mencatat Ramaphosa akan memimpin delegasi kepala negara-negara Afrika yang berusaha untuk memediasi perjanjian perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

Sebelum ketegangan meletus mengenai perang di Ukraina, sudah muncul pertanyaan apakah Afrika Selatan harus tetap punya akses bebas ke pasar perdagangan AS mengingat tingkat kemajuan pembangunannya, menurut pejabat Afrika Selatan dan AS.

Perselisihan mengenai Rusia hanya semakin memperkuat spekulasi bahwa Afrika Selatan bisa dikeluarkan dari AGOA ketika Undang-Undang tersebut dijadwalkan akan diperbaharui pada tahun 2025.

Tahun lalu, AS mengeluarkan Ethiopia, Guinea, dan Mali dari AGOA, dengan alasan pelanggaran hak asasi manusia dan pelanggaran lainnya terhadap kondisi program tersebut.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : New York Times


TERBARU