Parlemen AS Minta Biden Hukum Afrika Selatan, Dianggap Dukung Rusia dan Ancam Kepentingan Nasional
Kompas dunia | 14 Juni 2023, 02:05 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV – Sebuah kelompok bipartisan anggota parlemen Amerika Serikat (AS) meminta pemerintahan Biden menghukum Afrika Selatan atas apa yang mereka anggap sebagai ancaman atas kepentingan nasional AS dan dukungan Afrika Selatan terhadap perang Rusia di Ukraina dengan memindahkan konferensi perdagangan utama yang direncanakan akan diadakan di Afrika Selatan pada tahun 2023 ke negara lain.
Melansir New York Times, Selasa (13/6/2023), permintaan yang dikirim dalam sebuah surat pekan lalu itu merupakan upaya konkret pertama anggota pemerintahan AS untuk melakukan pembalasan terhadap pandangan yang semakin berkembang di Washington. Pandangan itu menyebut bahwa hubungan Afrika Selatan dengan Rusia bergerak dalam arah yang mengancam kepentingan nasional AS.
Surat tersebut, yang diperoleh oleh The New York Times, berpusat pada forum tahunan African Growth and Opportunity Act, atau AGOA. Undang-undang ini memberikan akses bebas bea untuk pasar perdagangan AS kepada sekitar tiga puluh enam negara Afrika.
Afrika Selatan, salah satu ekonomi terbesar di benua itu, adalah penerima manfaat terbesar, mengekspor barang senilai sekitar US$3 miliar atau sekitar Rp42,09 triliun ke AS melalui AGOA tahun lalu.
Pejabat AS mengatakan intelijen memberi indikasi bahwa Afrika Selatan mungkin membantu memasok senjata ke Rusia untuk perang tersebut.
Pejabat Afrika Selatan mengatakan negara mereka "tidak terikat" dalam konflik tersebut, dan menyangkal menjual senjata kepada Rusia.
Baca Juga: Menlu Rusia dan China Bertemu di Afrika Selatan, Ada Apa?
Anggota parlemen AS dan pemerintahan Biden berselisih pendapat mengenai bagaimana merespons kecurigaan tersebut.
Sementara anggota Partai Republik dan Partai Demokrat di gedung parlemen AS mengatakan sudah saatnya bagi Afrika Selatan, yang biasanya menjadi sekutu kuat AS untuk menghadapi konsekuensi, Gedung Putih mengambil pendekatan menunggu dan melihat untuk memungkinkan Presiden Cyril Ramaphosa memenuhi janjinya untuk menyelidiki apakah senjata benar-benar telah disuplai ke Rusia.
Forum AGOA, yang bergantian lokasi antara AS dan negara Afrika setiap tahun, dirancang untuk memperdalam hubungan diplomatik dan ekonomi antara AS dan benua tersebut.
Selain forum tersebut, keprihatinan yang lebih serius bagi Afrika Selatan adalah kemungkinan kehilangan aksesnya ke AGOA secara keseluruhan, yang menurut Amerika Serikat akan menjadi pukulan menyakitkan bagi negara yang mengandalkan AS sebagai mitra perdagangan terbesar kedua.
Surat para anggota parlemen menggambarkan Afrika Selatan sebagai "berada dalam bahaya kehilangan manfaat AGOA".
Persyaratan untuk bergabung dengan AGOA, yang menargetkan terutama negara-negara berpendapatan rendah, diatur oleh Kongres.
Baca Juga: Menlu BRICS Ingin Menjauh dari Barat, Gunakan Mata Uang selain Dolar AS dalam Perdagangan Dunia
Regulasi federal memberi wewenang kepada presiden untuk menambahkan atau menghapus negara-negara dari AGOA, proses yang dikelola melalui Kantor Perwakilan Perdagangan AS. Perwakilan perdagangan juga mengoordinasikan forum tahunan tersebut.
Hubungan Afrika Selatan dengan AS semakin tegang sejak Rusia memulai perang di Ukraina.
Pejabat AS mengatakan mereka tidak mempersoalkan hak Afrika Selatan untuk menjaga persahabatan dengan Rusia atau menolak mengutuk invasi tersebut.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : New York Times