> >

Menlu AS: Gencatan Senjata di Ukraina Harus Cakup Penarikan Pasukan Rusia

Kompas dunia | 2 Juni 2023, 21:30 WIB
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, hari Jumat (2/6/2023) mengatakan tidak bisa ada gencatan senjata dalam perang di Ukraina kecuali gencatan senjata itu bagian dari perjanjian damai yang adil dan berkelanjutan yang mencakup penarikan militer Rusia. (Sumber: AP Photo)

KIEV, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan tidak bisa ada gencatan senjata dalam perang di Ukraina kecuali gencatan senjata itu bagian dari perjanjian damai yang "adil dan berkelanjutan" yang mencakup penarikan militer Rusia, Jumat (2/6/2023).

Seperti dilaporkan oleh Associated Press, Blinken mengatakan "gencatan senjata yang hanya membekukan garis-garis saat ini" yang memungkinkan Presiden Rusia Vladimir Putin "mengonsolidasikan kendali atas wilayah yang telah direbutnya, mengambil napas, mempersenjatai ulang, dan menyerang kembali, bukanlah perdamaian yang adil dan berlangsung lama."

Rusia juga harus membayar bagian dari rekonstruksi Ukraina dan bertanggung jawab atas invasi penuh skala yang dilancarkannya terhadap tetangganya pada Februari 2022, ujar Blinken dalam pidato selama kunjungannya ke Finlandia, yang baru-baru ini bergabung dengan NATO dan memiliki perbatasan panjang dengan Rusia.

Memberikan kesempatan kepada Moskow untuk mempertahankan satu perlima wilayah Ukraina yang diduduki akan mengirimkan pesan yang salah kepada Rusia dan "pemodal agresor lain di seluruh dunia," menurut Blinken.

Washington siap mendukung upaya perdamaian dari negara lain, termasuk pendekatan baru-baru ini dari China dan Brasil, katanya. Namun, setiap perjanjian perdamaian harus memegang teguh prinsip-prinsip kedaulatan, integritas wilayah, dan kemerdekaan.

Amerika Serikat adalah sekutu Barat terkemuka dan pemasok senjata bagi Kiev untuk membantu melawan pasukan Kremlin.

China, yang mengaku netral dan ingin bertindak sebagai mediator tetapi dipandang Barat telah mendukung Moskow secara politis, hari Jumat, (2/6/2023) mendesak negara-negara untuk menghentikan pengiriman senjata ke Ukraina.

Baca Juga: Upaya Ukraina Gabung NATO lewat Jalur Cepat Terancam Terjegal, Ini Sebabnya

Pasukan Ukraina sedang berlatih menjelang serangan balik terhadap Rusia. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, hari Jumat (2/6/2023) mengatakan tidak bisa ada gencatan senjata dalam perang di Ukraina kecuali gencatan senjata itu bagian dari perjanjian damai yang adil dan berkelanjutan yang mencakup penarikan militer Rusia. (Sumber: AP Photo)

Di Ukraina, pertahanan udara Kiev mengeklaim berhasil menembak jatuh lebih dari 30 rudal jelajah dan drone Rusia pada Jumat dalam serangan udara keenam dari Moskow dalam enam hari terhadap Kiev, kata pejabat setempat.

Ibu kota Ukraina diserang secara simultan dari arah yang berbeda oleh drone Shahed buatan Iran dan rudal jelajah dari wilayah Laut Kaspia, tulis pejabat senior Kiev, Serhii Popko, di Telegram.

Seorang pria berusia 68 tahun dan seorang anak berusia 11 tahun terluka dalam serangan tersebut, dengan rumah-rumah pribadi, bangunan tambahan, dan mobil mengalami kerusakan akibat puing-puing yang jatuh, menurut Kantor Jaksa Agung Ukraina.

Serentetan serangan baru-baru ini terhadap ibu kota telah menekan warga dan menguji kekuatan pertahanan udara Ukraina saat pejabat Kiev merencanakan serangan balik yang mereka katakan akan segera dilakukan untuk mengusir pasukan Kremlin setelah 15 bulan setelah invasi penuh skala mereka. Kiev menjadi target serangan drone dan rudal selama 17 hari bulan lalu, termasuk serangan di siang hari.

Namun, strategi Moskow dapat berbalik, menurut Institute for the Study of War, sebuah lembaga pemikir yang berbasis di Washington.

Kampanye udara bertujuan untuk "mengurangi kemampuan kontra serangan Ukraina, tetapi prioritas Rusia terhadap Kiev kemungkinan membatasi kemampuan kampanye untuk secara signifikan membatasi tindakan kontra serangan Ukraina yang potensial," kata lembaga itu dalam penilaian pada Kamis malam.

Pertahanan udara Ukraina berhasil mengintersep semua 15 rudal jelajah dan 21 drone serangan, kata kepala staf Ukraina, Valerii Zaluzhnyi.

Baca Juga: NATO Desak Turki Setujui Keanggotaan Swedia dan Siapkan Rencana Keamanan Ukraina Menjelang KTT NATO

Pasukan Ukraina sedang berlatih menjelang serangan balik terhadap Rusia. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, hari Jumat (2/6/2023) mengatakan tidak bisa ada gencatan senjata dalam perang di Ukraina kecuali gencatan senjata itu bagian dari perjanjian damai yang adil dan berkelanjutan yang mencakup penarikan militer Rusia. (Sumber: AP Photo)

Kantor presiden Ukraina mengatakan Jumat bahwa setidaknya empat warga sipil tewas dan 42 orang terluka dalam 24 jam sebelumnya.

Sementara itu, wilayah perbatasan Rusia sekali lagi menjadi sasaran serangan dari Ukraina. Serangan lintas batas baru-baru ini juga membuat ketegangan di wilayah-wilayah Rusia tersebut dan membuat Kremlin waspada.

Itu bisa menjadi strategi Ukraina untuk menyebarkan pasukan Rusia sebelum serangan balik dimulai.

"Para komandan Rusia sekarang menghadapi dilema yang akut apakah untuk (memperkuat) pertahanan di wilayah perbatasan Rusia atau memperkuat garis mereka di Ukraina yang diduduki," kata kementerian pertahanan Inggris pada Jumat.

Sistem pertahanan udara menembak jatuh "beberapa drone Ukraina" semalam Kamis di wilayah Kursk selatan Rusia, yang berbatasan dengan Ukraina, tulis Gubernur regional Roman Starovoit di Telegram.

Di wilayah tetangga Bryansk, yang juga berbatasan dengan Ukraina, Gubernur regional Alexander Bogomaz mengatakan pasukan Ukraina menembaki dua desa pada Jumat pagi. Tidak ada korban dilaporkan.

Dua drone juga menyerang fasilitas energi di wilayah Smolensk barat Rusia, yang berbatasan dengan Belarus, pada awal Jumat, kata pejabat.

 

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU