> >

Upaya Ukraina Gabung NATO lewat Jalur Cepat Terancam Terjegal, Ini Sebabnya

Kompas dunia | 2 Juni 2023, 16:00 WIB
Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Barebock. Barebock tidak yakin NATO bisa menerima Ukraina sebagai anggota selama masih perang dengan Rusia. (Sumber: Annegret Hilse/Pool via AP)

OSLO, KOMPAS.TV - Usaha Ukraina untuk bergabung dengan NATO lewat jalur cepat berpeluang terjegal.

Jegalan itu datang dari pihak yang tak disangka dan kerap memberikan bantuan ke Ukraina, yaitu Jerman.

Pejabat Jerman menegaskan tidak yakin NATO bisa menerima Ukraina sebagai anggota selama masih berperang dengan Rusia.

NATO sempat berjanji pada Ukraina bahwa negara tersebut akan menjadi bagian blok militer tersebut pada 2008.

Baca Juga: Demi Dukung Palestina, Verviers Jadi Kota Belgia Kedua yang Putus Hubungan dengan Israel

Tetapi, Kiev harus menunjukkan lebih banyak komitmen sejak Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan serangan ke Ukraina sejak Februari 2022.

Pada September, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengungkapkan telah meminta secara resmi untuk masuk “jalur cepat” bergabung dengan NATO.

Ia kembali memperjuangkan keanggotaan negaranya pada Pertemuan Moldova, Kamis (1/6/2023).

Zelenskyy menegaskan Ukraina siap bergabung dengan NATO, dan mengatakan bahwa ketika tidak ada jaminan keamanan, yang ada hanya jaminan perang.

Namun, Ukraina membutuhkan dukungan seluruh anggota NATO untuk bisa bergabung dengan kelompok itu.

Meski begitu, ketidakyakinan Jerman mungkin menjadi sinyal yang akan memblokir upaya tersebut, meski negara itu mendukung Ukraina gabung NATO.

“Kebijakan buka pintu NATO masih terbuka, tetapi di saat yang sama, jelas bahwa kami tak boleh membicarakan mengenai menerima anggota baru di tengah perang,” tutur Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Barebock, saat pertemuan Menlu NATO di Oslo pada Kamis, dikutip dari Newsweek.

Sementara itu, pemimpin negara lainnya meminta agar jalur cepat Ukraina untuk bergabung dengan NATO disegerakan.

Baca Juga: Wow, Elon Musk Kembali Jadi Orang Terkaya di Dunia dengan Kekayaan Rp2.853 Triliun, Ini Penyebabnya

Salah satunya adalah Perdana Menteri Estonia, Kaja Kallas.

Pada Pertemuan Moldova, ia menegaskan, satu-satunya garansi keamanan yang bekerja adalah memasukkan Ukraina sebagai anggota NATO.

Meski ragu NATO bisa secepatnya menerima Ukraina, Jerman merupakan salah satu sekutu kunci Zelenskyy, meski di awal perang sempat dituduh sejumlah pejabat internasional sulit memberikan dukungan.

Jerman telah memberikan dukungan militer senilai jutaan dolar ke Ukraina, dalam bentuk amunisi, tank dan juga sistem anti-pesawat.

 

 

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Newsweek


TERBARU