Badan Nuklir PBB Desak Rusia dan Ukraina Tak Serang Pembangkit Nuklir Terbesar di Eropa
Kompas dunia | 31 Mei 2023, 09:41 WIBNEW YORK, KOMPAS.TV - Kepala Badan Nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa dunia beruntung kecelakaan nuklir tidak terjadi di Ukraina dan meminta Moskow dan Kiev untuk berkomitmen mencegah serangan apa pun terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa.
Rafael Grossi menegaskan kembali kepada Dewan Keamanan PBB apa yang dia katakan kepada dewan gubernur Badan Energi Atom Internasional pada bulan Maret.
"Kami melempar dadu dan jika ini terus berlanjut maka suatu hari keberuntungan kami akan habis," ujarnya seperti dikutip dari Associated Press, Rabu (31/5/2023).
Dia mengatakan, menghindari kecelakaan nuklir akan dimungkinkan jika lima prinsip diamati di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia. Sementara itu dalam tujuh kali pertempuran terakhir telah mengganggu pasokan listrik dan merupakan garis pertahanan terakhir terhadap kecelakaan nuklir.
Baca Juga: Rusia Serang Zaporizhzhia 17 Kali dalam Sejam, Infrastruktur Energi Jadi Target
Grossi dengan hormat dan sungguh-sungguh meminta Ukraina dan Rusia untuk mematuhi prinsip-prinsip tersebut, dengan mengatakan bahwa pakar nuklir PBB di Zaporizhzhia akan mulai memantau dan dia akan melaporkan secara terbuka setiap pelanggaran.
Ada lima prisip-prinsip yang dia tekankan, yaitu pertama melarang serangan dari atau terhadap instalasi, khususnya yang menargetkan reaktor dan area penyimpanan bahan bakar bekas.
Kedua, larangan penyimpanan senjata berat atau keberadaan personel militer yang dapat digunakan untuk serangan. Ketiga, memastikan keamanan catu daya off-site yang tidak terputus ke pabrik.
Keempat, melindungi semua struktur, sistem, dan komponen yang penting bagi pengoperasian pabrik dari serangan atau tindakan sabotase.
Kelima, kedua negara tidak mengambil tindakan untuk merusak prinsip-prinsip ini.
Grossi meminta 15 anggota Dewan Keamanan untuk mendukung lima prinsip tersebut, dan menekankan bahwa mereka tidak merugikan siapa pun dan menguntungkan semua orang jika mematuhi prinsip-prinsip tersebut.
Baik duta besar Rusia maupun Ukraina tidak memberikan komitmen apapun untuk mendukung prinsip-prinsip tersebut. Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya menuduh Rusia terus secara aktif menggunakan pembangkit nuklir untuk tujuan militer.
Dia mengatakan Rusia telah menambang perimeternya dan bertanggung jawab atas penembakan yang telah menimbulkan kerusakan serius pada bagian-bagian pembangkit dan merusak keamanannya. Dia juga mengklaim 500 personel militer Rusia berada di pabrik itu bersama dengan senjata berat, amunisi, dan bahan peledak.
“Ancaman kecelakaan berbahaya akibat tindakan tidak bertanggung jawab dan kriminal ini membayangi kami,” katanya.
Kyslytsya mengatakan Ukraina memperhatikan lima prinsip Grossi tetapi mendesaknya untuk menambahkan beberapa lagi, dimulai dengan penarikan semua personel Rusia dari pabrik Zaporizhzhia, jaminan aliran listrik tanpa gangguan ke pabrik dari Ukraina, dan koridor kemanusiaan untuk memastikan bahwa Ukraina dan personel IAEA di pabrik dapat dirotasi dengan aman.
Baca Juga: Tentara Rusia Menuju Dua Kota di Zaporizhzhia, Tempat Pertempuran Sengit Terjadi
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia membantah bahwa Rusia pernah menyerang pabrik Zaporizhzhia, menempatkan senjata berat di sana atau menempatkan personel militer di pabrik tersebut untuk melakukan serangan dari wilayahnya.
Dia menuduh Ukraina menembaki pabrik dan mengatakan Rusia akan mengambil tindakan paling keras untuk menanggapi setiap serangan Ukraina.
Nebenzia bersikeras bahwa keamanan nuklir tetap menjadi prioritas Rusia dan mendesak badan nuklir PBB untuk secara terbuka mengutuk tindakan Ukraina, yang telah berulang kali membawa dunia ke jurang bencana nuklir.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press