Anak Umur 11 Tahun Ditembak Polisi AS, Keluarga Marah Tuntut Petugas Dipecat
Kompas dunia | 26 Mei 2023, 06:48 WIBMISSISSIPPI, KOMPAS.TV – Seorang anak laki-laki berusia 11 tahun ditembak polisi hingga terluka. Pengacara keluarga korban menuntut dan meminta agar polisi tersebut dipecat, Kamis (25/5/2023).
Anak yang bernama Aderrien Murry itu harus menjalani perawatan selama lima hari di rumah sakit karena luka tembak di bagian dada. Paru-parunya luka, hatinya terkoyak, dan tulang rusuknya patah setelah seorang petugas Departemen Kepolisian Indianola, Mississippi, Amerika Serikat, menembaknya pada Sabtu (20/5/2023).
Kini Murry telah keluar dari rumah sakit dan pulang ke rumahnya di Indoanola.
"Kami menuntut keadilan," kata Carlos Moore yang merupakan pengacara keluarga Murry.
Baca Juga: 3 Tewas Dalam Serangan Bersenjata di Jepang Tengah, Dua di Antaranya Polisi
"Seorang anak laki-laki kulit hitam berusia 11 tahun di kota Indianola nyaris kehilangan nyawanya," kata Moore di Balai Kota Indianola. "Dia tidak melakukan kesalahan," ujarnya seperti dikutip dari Associated Press.
Ibu Aderrien, Nakala Murry, mengatakan putranya sangat beruntung karena bisa lolos dari maut setelah ditembak. Namun hingga kini dia tidak mengerti mengapa polisi menembak anaknya.
“Ini adalah momen terburuk dalam hidup saya dan saya merasa tidak ada yang peduli. Itu anak saya," kata Nakala Murry.
Moore mengatakan Nakala Murry meminta putranya untuk menelepon polisi sekitar pukul 04:00 Sabtu pagi, ketika ayah dari salah satu anaknya yang lain muncul di rumah mereka. Moore mengatakan pria itu marah dan Nakala Murry merasa terancam.
"Aderrien menelepon polisi untuk menyelamatkan ibunya," kata Moore tentang Aderrien. "Dia menelepon neneknya untuk menyelamatkan ibunya. Polisi lalu datang ke sana dan semakin memperburuk situasi," ujar Moore.
Moore mengatakan dua petugas polisi datang ke rumah mereka. Salah satunya menendang pintu depan sebelum Nakala Murry membukanya. Dia memberi tahu mereka bahwa penyusup telah meninggalkan rumah tetapi ada tiga anak di dalam rumah.
Moore berkata Nakala Murry memberitahunya bahwa Sersan Greg Capers, yang berkulit Hitam, berteriak ke dalam rumah dan berkata siapa pun yang ada di dalam harus keluar dengan tangan terangkat. Moore berkata Aderrien berjalan ke ruang tamu tanpa membawa apa-apa, dan Capers menembaknya di dada.
Baca Juga: Korban Tewas Penembakan Massal di Nigeria Capai 80 Orang, Termasuk 3 Staf Kedutaan AS
Pengacara Kota Indianola Kimberly Merchant mengonfirmasi kepada surat kabar The Enterprise-Tocsin di Indianola bahwa Capers adalah petugas yang melepaskan tembakan.
Moore mengatakan kepada The Associated Press dalam sebuah wawancara Kamis bahwa pejabat Indianola telah menskors Capers dengan gaji selama penyelidikan atas penembakan tersebut.
Nakala Murry dan Moore bergabung dengan beberapa orang lainnya pada hari Kamis saat mereka duduk di lobi balai kota dan menyanyikan "We Shall Overcome."
Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press