Iran Perkenalkan Rudal Balistik Terbaru di Tengah Ketegangan dengan Barat soal Nuklir
Kompas dunia | 26 Mei 2023, 06:00 WIBTEHERAN, KOMPAS.TV - Iran pada Kamis (25/5/2023) mengungkapkan iterasi terbaru rudal balistik berbahan bakar cairnya yang bernama Khorramshahr-4 di tengah ketegangan yang lebih luas dengan Barat terkait program nuklirnya.
Pihak berwenang Iran, seperti yang dilaporkan oleh Associated Press, Kamis (25/5/2023), memperlihatkan Khorramshahr-4 kepada para jurnalis dalam acara di Tehran, dengan rudal tersebut dipasang di peluncur yang dipasang di truk.
Menteri Pertahanan Jenderal Mohammad Reza Ashtiani mengatakan rudal tersebut dapat siap diluncurkan dalam waktu singkat.
"Salah satu karakteristik menonjol dari rudal ini adalah kemampuannya untuk menghindari deteksi radar dan menembus sistem pertahanan udara musuh, berkat jejak radar yang rendah," kata sang jenderal kepada para jurnalis.
"Rudal ini punya kemampuan untuk membawa berbagai hulu ledak untuk misi yang berbeda," tambahnya.
Para pejabat Iran menggambarkan rudal Khorramshahr-4 ini punya jangkauan 2.000 km dengan hulu ledak berat 1,5 ton. Mereka juga merilis rekaman video yang tidak bertanggal yang diduga menunjukkan peluncuran rudal yang sukses.
Rudal Khorramshahr punya muatan terberat di antara rudal balistik Iran, yang menurut analis mungkin dirancang untuk menjaga senjata ini dalam batas jangkauan 2.000 kilometer yang diberlakukan oleh pemimpin tertinggi negara tersebut.
Hal ini membuat sebagian besar Timur Tengah berada dalam jangkauan serangan, tetapi jangkauannya tidak mencapai Eropa Barat.
Baca Juga: Bunker Nuklir Iran Disebut Terlalu Dalam untuk Ditembus Bom Termutakhir AS, Washington Ketar-ketir
Khorramshahr-4 dinamai dari sebuah kota di Iran yang menjadi arena pertempuran sengit selama Perang Iran-Irak pada tahun 1980-an.
Irak merebut kota tersebut di provinsi Khuzestan yang kaya akan minyak pada awal perang, tetapi Iran merebutnya kembali lebih dari setahun kemudian.
Selama acara tersebut, pengeras suara memainkan "Simfoni Epik Khorramshahr," sebuah komposisi orkestra yang menggambarkan tentara Iran mengakhiri pengepungan Irak terhadap kota tersebut selama perang.
Tehran menciptakan program rudal balistiknya setelah menderita serangan rudal Scud dari Irak dalam konflik tersebut, dan sebagai bentuk pengamanan terhadap tetangga yang bersenjatakan Barat karena embargo telah mencegahnya mendapatkan pesawat serangan modern.
Rudal ini juga disebut Kheibar, mengambil nama dari sebuah benteng Yahudi yang ditaklukkan oleh Muslim pada abad ke-7 di apa yang sekarang menjadi Arab Saudi.
Ketegangan regional kemungkinan berperan dalam tampilan rudal Iran pada Kamis.
Sebuah replika miniatur dari Kubah Batu di kompleks Masjid Al-Aqsa, sebuah situs suci dalam Islam dan Yahudi yang orang Yahudi sebut sebagai Bukit Bait Suci, berdiri di sebelah peluncur yang dapat dipindahkan.
Baca Juga: Presiden Iran: Indonesia dan Iran Sepakat Berdagang dengan Mata Uang Masing-Masing
Iran menganggap Israel sebagai musuh utamanya dan membekali kelompok militan anti-Israel di wilayah Palestina dan negara-negara sekitarnya.
Ketegangan antara kedua negara tersebut tinggi, terutama karena Iran memperkaya uranium lebih dekat dari sebelumnya ke tingkat yang cocok untuk senjata nuklir. Khorramshahr dapat mencapai Israel.
Namun, Iran sengaja menyembunyikan truk yang mengangkut rudal selama acara tersebut.
Program rudalnya pernah menjadi target sabotase sebelumnya, dan Iran sebelumnya telah menggunakan kendaraan impor untuk menarik sistem rudal sedemikian besar.
Namun, masih belum jelas mengapa rudal ini disebut Khorramshahr-4 karena hanya dua varian lain dari rudal ini yang diketahui secara publik.
Rudal ini didasarkan pada rudal balistik Musudan milik Korea Utara, yang diyakini memiliki jangkauan hingga 4.000 kilometer dengan muatan 500 kilogram.
Jurubicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan bahwa Washington mengetahui laporan tentang rudal ini dan mengulangi bahwa "pengembangan dan penyebaran rudal balistik Iran merupakan ancaman serius bagi keamanan regional dan internasional."
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press