> >

Kisruh Batas Atas Utang Pemerintah AS: Kenapa Masalah Gagal Bayar Sangat Berbahaya dan Apa Solusinya

Kompas dunia | 23 Mei 2023, 09:48 WIB
Pemerintah AS dan Kongres masih berunding soal apakah batas utang pemerintah AS akan dinaikkan agar bisa berutang untuk bayar tagihan. Kedua belah pihak sedang berusaha mencapai kesepakatan anggaran sebelum 1 Juni, saat Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan AS bisa mengalami gagal bayar atau default. (Sumber: Council of Foreign Relations)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Ketua Kongres AS Kevin McCarthy bertemu pada hari Senin (22/5/2023) setelah akhir pekan yang penuh dengan negosiasi alot tentang peningkatan plafon utang negara.

Pertemuan itu  hanya beberapa hari sebelum batas waktu dan kehabisan uang tunai untuk membayar tagihan-tagihannya, seperti laporan Associated Press, Selasa, (23/5/2023).

Kedua belah pihak sedang berusaha mencapai kesepakatan anggaran sebelum tanggal 1 Juni, ketika Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan Amerika Serikat bisa mengalami gagal bayar atau default.

Gagal bayar punya kaitan erat dengan plafon atau batas meminjam pemerintah AS, yang selama ini harus selalu berutang untuk membayar tagihan-tagihannya.

Sederhanyanya, bila uang tunai pemerintah AS habis dan batas meminjam sudah mentok, maka pemerintah AS tidak bisa meminjam untuk membayar tagihan dan kewajiban seperti gaji pegawai dan bunga pinjaman, kecuali batas berhutang itu dinaikkan sehingga pemerintah AS bisa mendapat tambahan uang dari berhutang. Semacam gali lubang tutup lubang dengan risiko jumlah utang makin menggunung.

Setelah pertemuan pada hari Senin, McCarthy mengatakan kepada wartawan bahwa kedua belah pihak belum mencapai kesepakatan tetapi pertemuan tersebut "menghasilkan hasil yang produktif". Dalam pernyataannya setelah pertemuan di Ruang Oval, Biden juga mengungkapkan hal yang sama.

"Kami sekali lagi menegaskan gagal bayar tidak akan terjadi dan satu-satunya cara untuk maju adalah dengan saling percaya untuk mencapai kesepakatan bipartisan," kata Biden. Negosiator-negosiator yang mereka pilih akan terus bertemu.

 

McCarthy dan para anggota Partai Republik menuntut pemotongan pengeluaran sebagai imbalan untuk menaikkan batas utang. Biden telah datang ke meja perundingan setelah beberapa bulan enggan, tetapi ia mengatakan bahwa anggota Partai Republik harus mundur dari "posisi ekstrem" mereka.

Malam Minggu kemarin, para negosiator bertemu lagi dan tampaknya semakin mendekati kesepakatan tentang batasan anggaran tahun 2024 yang dapat mengakhiri kebuntuan. Setelah berbicara dengan Biden melalui telepon saat presiden pulang dari perjalanan ke Asia, McCarthy terdengar agak optimis. Namun, dia memperingatkan bahwa "belum ada kesepakatan tentang apapun."

Mari kita lihat perundingan ini dan mengapa mereka terjadi, seperti laporan Associated Press, Selasa, (23/5/2023).

Baca Juga: Bila Pemerintah Amerika Serikat Gagal Bayar Utang atau Default, Ini Horor yang Bakal Terjadi

Ketua Kongres AS Kevin McCarthy dan Menkeu AS Janet Yellen. Pemerintah AS dan Kongres masih berunding alot soal apakah batas utang pemerintah AS akan dinaikkan agar bisa berutang untuk bayar tagihan. Kedua belah pihak sedang berusaha mencapai kesepakatan anggaran sebelum 1 Juni, saat Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan AS bisa mengalami gagal bayar atau default. (Sumber: New York Post)

Apa yang Diperebutkan dalam Pertarungan Mengenai Batas Atas atau Plafon Utang?

Dulu ini adalah kegiatan rutin Kongres, yaitu pemungutan suara untuk menaikkan plafon utang, supaya Departemen Keuangan bisa terus meminjam uang guna membayar tagihan-tagihan yang sudah ada.

Pemungutan suara ini belakangan ini digunakan sebagai senjata politik, dimana undang-undang yang harus disahkan bisa ditambahi dengan prioritas-prioritas lain.

Para anggota Partai Republik di Kongres yang baru-baru ini memperoleh kekuasaan mayoritas menolak untuk menaikkan batas utang kecuali jika Biden dan para anggota Partai Demokrat melakukan pemotongan pengeluaran federal dan membatasi pengeluaran di masa depan.

Para anggota Partai Republik mengatakan bahwa utang negara, yang saat ini mencapai 31 triliun dolar, tidak dapat dipertahankan.

Mereka juga ingin mengaitkan prioritas-prioritas lain, termasuk persyaratan kerja yang lebih ketat bagi penerima bantuan uang tunai pemerintah, penerima kupon makanan orang miskin, dan program perawatan kesehatan Medicaid. Banyak anggota Partai Demokrat yang menentang persyaratan-persyaratan tersebut.

Biden kekeuh atau berkeras plafon utang mendapat persetujuan tanpa syarat, dengan mengatakan Amerika Serikat selalu membayar tagihannya dan gagal bayar utang adalah hal yang tidak dapat dinegosiasikan.

Namun, menjelang batas waktu yang akan segera tiba pada tanggal 1 Juni, saat Departemen Keuangan mengatakan uangnya akan habis, Biden membuka perundingan dengan para anggota Partai Republik.

Baca Juga: AS Terancam Gagal Bayar Utang, Ekonom Minta RI Siapkan Langkah Antisipasi

Pemerintah AS dan Kongres masih berunding alot soal apakah batas utang pemerintah AS akan dinaikkan agar bisa berutang untuk bayar tagihan. Kedua belah pihak sedang berusaha mencapai kesepakatan anggaran sebelum 1 Juni, saat Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan AS bisa mengalami gagal bayar atau default. (Sumber: The Hill)

Apakah Penyelesaian Sudah Dekat?

Terdapat tanda-tanda positif, meskipun pernah ada momen-momen sulit dalam perundingan ini.

Perundingan yang berhenti dan kemudian dilanjutkan kembali berjalan dengan lancar pada Minggu malam, dan semua pihak terlihat sedang berusaha mencapai kesepakatan. Para negosiator meninggalkan Capitol setelah pukul 8 malam hari Minggu dan mengatakan mereka akan terus bekerja.

McCarthy setelah pembicaraannya dengan Biden mengatakan, "Saya pikir kami dapat menyelesaikan beberapa masalah ini jika dia memahami apa yang kita hadapi."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Associated Press


TERBARU