> >

Kepala Militer Sudan Bekukan Rekening Bank Kelompok Rival dalam Pertempuran Mengendalikan Negara

Kompas dunia | 16 Mei 2023, 12:44 WIB
Jenderal Abdel Fattah Burhan, komandan resmi angkatan bersenjata Sudan. Kepala militer Sudan memerintahkan pembekuan seluruh rekening bank kekuatan paramiliter pesaingnya, menjadi langkah terbaru pertempuran untuk mengambil kendali negara yang kaya sumber daya tersebut, seperti laporan Associated Press, Selasa, (16/5/2023). (Sumber: Mwanzo TV)

KAIRO, KOMPAS.TV - Kepala militer Sudan memerintahkan pembekuan seluruh rekening bank kekuatan paramiliter pesaingnya. Hal ini  menjadi langkah terbaru pertempuran untuk mengambil kendali negara yang kaya sumber daya tersebut, seperti laporan Associated Press, Selasa, (16/5/2023).

Kedua belah pihak bertempur sengit selama beberapa minggu di seluruh Sudan, mendorong negara yang bermasalah hingga ke ambang perang yang meluas.

Dekrit yang dikeluarkan pada hari Minggu (14/5/2023) oleh Jenderal Abdel Fattah Burhan, menargetkan rekening resmi Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF) di bank-bank Sudan, serta rekening-rekening semua perusahaan yang dimiliki oleh kelompok tersebut, seperti laporan kantor berita negara SUNA hari Selasa (16/5/2023).

Masih belum jelas apa dampak langsung yang akan terjadi akibat pembekuan tersebut terhadap RSF dan bagaimana perintah Burhan akan dilaksanakan.

Selama satu dekade terakhir, kekuatan paramiliter ini telah mengumpulkan kekayaan besar melalui akuisisi bertahap lembaga keuangan Sudan dan cadangan emas.

Pada hari Minggu, Burhan mengganti Gubernur Bank Sentral Sudan. Pada hari Senin, dia mengganti Kepala Kepolisian Negara dan memecat dua duta besar di Kementerian Luar Negeri. Burhan tidak memberikan penjelasan tentang langkah-langkahnya.

Baca Juga: Penyanyi Terkenal Sudan Tewas Jadi Korban Perang, Sempat Ungkap Berusaha Sembunyi dari Tembakan

Sejumlah kendaraan militer yang hancur terlihat di bagian selatan Khartoum, ibu kota Sudan, pada Kamis, 20 April 2023. Kepala militer Sudan memerintahkan pembekuan seluruh rekening bank kekuatan paramiliter pesaingnya, menjadi langkah terbaru pertempuran untuk mengambil kendali negara yang kaya sumber daya tersebut, seperti laporan Associated Press, Selasa, (16/5/2023). (Sumber: AP Photo/Marwan Ali)

Sejak pertengahan April, tentara Sudan yang dipimpin oleh Burhan dan RSF yang dikomandoi oleh Mohamed Hamdan Dagalo, terjebak dalam perebutan kekuasaan yang memaksa puluhan ribu orang melarikan diri ke negara tetangga.

Kekacauan merebak di sebagian besar negara sejak konflik pecah. Ibu kota Khartoum telah berubah menjadi medan perang perkotaan dan wilayah Darfur barat dikejutkan oleh bentrokan suku yang mematikan.

Kekerasan juga telah menewaskan lebih dari 600 orang, termasuk banyak warga sipil, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.

Pada pekan lalu, serangan selama dua hari di Geneina, ibu kota Provinsi Darfur Barat, menewaskan banyak orang, kata Sindikat Dokter Sudan, sebuah kelompok yang melacak korban sipil.

Kelompok itu mengatakan bentrokan dimulai ketika pejuang RSF dan milisi memasuki kota pada hari Jumat dan bentrok dengan kelompok bersenjata lain dan penduduk.

Sementara itu, ledakan terdengar di lingkungan selatan Khartoum pada hari Senin sementara video yang diposting online menunjukkan sebuah rumah sakit di daerah East Nile, sebuah lingkungan di sebelah timur Khartoum, yang dihantam bom. 

Sementara itu, ledakan terdengar di lingkungan selatan Khartoum pada hari Senin sementara video yang diposting online menunjukkan rumah sakit di daerah East Nile, sebuah lingkungan di sebelah timur Khartoum, sedang dibom.

Baca Juga: Negosiasi Damai Militer dan Paramiliter di Jeddah Belum Selesai, Rakyat Sudan Harap-harap Cemas

Warga Yordania yang dievakuasi dari Sudan, tiba di bandara militer di Amman, Yordania, Senin, 24 April 2023. Kepala militer Sudan memerintahkan pembekuan seluruh rekening bank kekuatan paramiliter pesaingnya, menjadi langkah terbaru pertempuran untuk mengambil kendali negara yang kaya sumber daya tersebut, seperti laporan Associated Press, Selasa, (16/5/2023). (Sumber: AP Photo/Raad Adayleh)

Organisasi hak asasi manusia menuduh RSF melakukan penjarahan dan menyerang warga sipil, serta militer yang secara sembarangan membom daerah pemukiman.

Kedua belah pihak sepakat mengadakan beberapa gencatan senjata singkat sejak pertempuran dimulai, namun semuanya dilanggar. Keduanya juga saling menyalahkan dan saling tuduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

 

Emergency Lawyers, sebuah kelompok hukum Sudan yang berfokus pada kasus hak asasi manusia, mengatakan dua perempuan diperkosa hari Minggu oleh orang-orang bersenjata yang menyerbu universitas wanita di Omdruman, kota kembar Khartoum.

Menurut para pengacara, serangan itu terjadi di dalam asrama untuk guru di Universitas Ahfad, yang berada di wilayah yang dikendalikan oleh RSF. Berita ini datang di tengah serangkaian insiden dugaan pelecehan seksual yang melibatkan paramiliter.

Kamis lalu, militer dan RSF menandatangani pakta di kota Jeddah, Arab Saudi, yang menjanjikan jalur aman bagi warga sipil yang melarikan diri dari konflik dan perlindungan bagi operasi kemanusiaan di negara Afrika Timur itu.

Upaya internasional, yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Amerika Serikat, sedang dilakukan dalam upaya menjadikan kesepakatan Kamis lalu sebagai gencatan senjata yang berlangsung lama.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Associated Press


TERBARU