Mewah! Ribuan Pencari Suaka dan Tuna Wisma di New York Ditampung di Hotel
Kompas dunia | 15 Mei 2023, 09:57 WIBHotel yang dialihfungsikan bukanlah hal baru di New York. Selama pandemi, ratusan kamar hotel di New York disewakan untuk digunakan sebagai bangsal COVID-19. Saat pandemi mereda, hotel-hotel itu sudah tidak digunakan sebagai bangsal COVID-19 lagi.
Ketika ribuan migran mulai berdatangan dengan bus pada tahun lalu, kini hotel-hotel tersebut kosong. The Watson Hotel di West 57th Street, sekarang juga digunakan untuk menampung keluarga migran.
“Adalah kewajiban moral dan hukum kami untuk menyediakan tempat berlindung bagi siapa saja yang membutuhkannya,” kata Departemen Layanan Sosial kota itu dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Sambut Tahun Baru, New York Legalkan Jasad Manusia Dibikin Pupuk Kompos
“Dengan demikian, kami telah memanfaatkan, dan akan terus memanfaatkan, setiap alat yang kami miliki untuk memenuhi kebutuhan setiap keluarga dan individu yang datang kepada kami untuk mencari perlindungan.”
Sebelum lonjakan pencari suaka, kota ini menghadapi peningkatan jumlah tunawisma, tempat penampungan yang padat, dan kelangkaan perumahan yang terjangkau. New York bahkan mengumumkan rencana untuk mengirim ratusan migran ke hotel di daerah pinggiran kota Orange dan Rockland di seberang Sungai Hudson, yang membuat marah para pemimpin lokal.
Menimbulkan Kontroversi
Vijay Dandapani, presiden dan CEO dari Asosiasi Hotel Kota New York, mengatakan bahwa kota perlu mencari solusi jangka panjang.
“Hotel bukanlah solusi untuk situasi ini,” katanya. Dia menambahkan bahwa kebijakan ini menimbulkan masalah bagi pembayar pajak, yang memandang para migran mendapatkan hidup mewah dengan tinggal di hotel dengan hasil pajak mereka.
Tetapi beberapa pendukung tunawisma mengatakan tempat pribadi yang disediakan kamar hotel adalah pilihan yang lebih baik daripada akomodasi bergaya barak yang biasanya disediakan kota.
Kassi Keith, 55, salah satu tunawisma, menyambut baik penataan hotel tersebut.
“Memiliki kamar sendiri memberi Anda ketenangan pikiran,” kata Keith. "Aku bisa tidur dengan kedua mata tertutup, kamu tidak harus membuka satu mata," ujarnya.
Baca Juga: Polisi Militer AS Larang Warga Mengemudi di Buffalo New York yang Tertutup Salju Tebal
Awal tahun ini, puluhan migran melakukan protes setelah diusir dari kamar hotel dan dipaksa masuk ke barak yang didirikan di Terminal Kapal Pesiar Brooklyn, yang memiliki akses transportasi umum yang buruk. Mereka mengeluh tentang udara dingin, kurangnya privasi, dan tidak memiliki kamar mandi yang cukup.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press