Tragis! Salah Satu Singa Tertua di Kenya Dibunuh Penggembala
Kompas dunia | 15 Mei 2023, 08:56 WIBNAIROBI, KOMPAS.TV - Salah satu singa liar tertua di Kenya dibunuh oleh penggembala. Pemerintah Kenya telah menyatakan keprihatinannya ketika enam singa lainnya ditombak di desa lain pada hari Sabtu (14/5).
Kini total singa yang terbunuh pada minggu lalu di Kenya menjadi 10 ekor singa.
Singa jantan yang merupakan salah satu yang tertua di Kenya bernama Loonkiito. Dia berusia 19 tahun dan sudah dalam keadaan lemah.
Baca Juga: Dianggap Punah, Seekor Singa Terpantau di Taman Nasional Chad
Juru bicara Kenya Wildlife Service Paul Jinaro mengatakan ia berkeliaran keluar dari taman nasional Amboseli ke sebuah desa untuk mencari makanan pada Kamis malam.
Enam singa lain dari taman nasional yang sama ditombak oleh penggembala setelah mereka membunuh 11 kambing di daerah Mbirikani, Kabupaten Kajiado.
Kematian itu menjadikan total ada 10 singa yang dibunuh oleh penggembala pada pekan lalu di Kenya. Konflik antara manusia dan satwa liar yang meningkat pun semakin mengkhawatirkan pemerintah.
Menteri Pariwisata Peninah Malonza bertemu penduduk setempat di daerah Mbirikani pada hari Minggu dan mendesak mereka untuk tidak menombak singa pengembara. Sebaliknya, mereka diminta untuk menghubungi dinas satwa liar jika menemui konflik dengan satwa liar.
Baca Juga: Tahu Ajal Segera Datang, Singa Gali Kubur Sendiri | NEWS OR HOAX
Seperti dikutip dari Associated Press, pemerintah Kenya dan kelompok konservasi memiliki program kompensasi bagi penggembala yang ternaknya dibunuh oleh hewan liar.
Tetapi para penggembala menjadi lebih protektif setelah kehilangan ternak karena kekeringan yang disebut sebagai yang terburuk dalam beberapa dekade di wilayah Afrika Timur.
Craig Miller dari kelompok konservasi Big Life Foundation mengatakan pembunuhan Loonkiito sangat disayangkan karena dia adalah singa tertua di taman nasional Amboseli.
Menurut ahli konservasi, singa liar jarang hidup lebih dari 15 tahun. Sehingga kematian Loonkiito merupakan kehilangan besar bagi taman nasional Amboseli.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Associated Press