Cowok Miskin Korea Selatan Mungkin Jomblo Tiada Anak Sampai Usia 40, Cowok Berduit Punya Segalanya
Kompas dunia | 15 Mei 2023, 06:20 WIBSEOUL, KOMPAS.TV – Cowok atau laki-laki Korea Selatan yang berada dalam kelompok pendapatan teratas punya peluang yang jauh lebih baik untuk menikah dan punya anak daripada cowok miskin berpenghasilan lebih rendah.
Cowok Korea miskin dengan pendapatan rendah kemungkinan tidak akan atau belum menikah dan tidak akan punya anak hingga mencapai usia 40-an mereka, demikian data dari Korea Labour Institute (KLI) yang menganalisis tren ketenagakerjaan dan kesuburan, seperti diberitakan Korean Herald, Senin (15/5/203).
Temuan ini terungkap dalam penelitian yang dilakukan dari tahun 2017 hingga 2019, yang tidak termasuk variabel yang berkaitan dengan Covid-19, yang memengaruhi status hubungan.
Sekitar 30 persen pria dalam kelompok 10 persen teratas pendapatan mengatakan mereka sudah menikah atau tinggal bersama pasangan. Hanya 8 persen pria dalam kelompok 10 persen terendah pendapatan yang menikah atau memiliki hubungan.
Sekitar 76 persen pria dengan penghasilan tinggi berusia 31 hingga 35 tahun sudah menikah atau memiliki pasangan, dibandingkan dengan hanya 31 persen bagi mereka dalam kelompok pendapatan rendah.
Baca Juga: Anak Muda Penyendiri Korea Selatan Dapat Tunjangan Pemerintah Rp7,4 juta per Bulan, Ini Alasannya
Angka pernikahan di antara pria berusia 36 hingga 40 tahun dalam kelompok pendapatan tinggi adalah 91 persen, sementara hanya 10 persen untuk mereka yang berpenghasilan rendah.
Demikian pula, hampir semua pria berusia 41 hingga 45 tahun dengan status ekonomi lebih tinggi sudah menikah atau masih menikah. Hanya separuh dari pria berpenghasilan terendah dalam kelompok usia ini yang telah mengalami pernikahan.
Sebanyak 98 persen pria berusia 46 hingga 50 tahun sudah menikah atau pernah menikah. Namun, peluang meningkat bagi mereka yang miskin berpenghasilan rendah dalam kelompok usia ini, dengan 76 persen mengatakan mereka akhirnya menemukan istri atau pasangan.
Laporan tersebut menyatakan bahwa mereka dalam kategori pendapatan rendah memilih tinggal di rumah tangga satu orang karena alasan keuangan.
"Keuntungan ekonomi rata-rata pria telah meningkat dibandingkan dengan masa lalu, dan angka pernikahan meningkat. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah menurunnya angka kelahiran," kata Kwak Eun-hye, peneliti muda terkait KLI.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Korea Herald/Straits Times/Asia News Network