> >

Banjir Mematikan di Kongo: Lebih dari 5.500 Orang Masih Hilang, 400-an Warga Tewas

Kompas dunia | 11 Mei 2023, 12:07 WIB
Warga Kongo berjalan di antara rumah mereka yang rusak berat karena banjir. Hingga Minggu (7/5), lebih dari 400 orang tewas karena banjir besar di Kongo. (Sumber: The Associated Press.)

GOMA, KOMPAS.TV - Lebih dari 5.500 orang masih belum ditemukan pascabanjir dan tanah longsor yang melanda daerah timur Republik Demokratik Kongo pekan lalu.

Administrator Kalehe Thomas Bakenga Zirimwabagabo menyatakan bahwa sudah 411 jenazah ditemukan dan paling tidak 5.525 orang masih hilang.

Jenazah-jenazah ditemukan terutama di Desa Bushushu dan Desa Nyamukubi, wilayah Kalehe di Provinsi Kivu Selatan yang terkena dampak tanah longsor dan banjir bandang.

Kuburan massal dibuat akhir pekan lalu untuk menampung jenazah-jenazah yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.

Baca Juga: Banjir Kongo: 411 Orang Tewas dan 5 Ribu Lebih Orang Masih Dinyatakan Hilang!

Langkah ini memicu protes dari kelompok masyarakat sipil yang berpendapat bahwa cara penguburan ini tidak menghormati martabat korban.

Seorang aktivis politik pemuda Valet Chebujongo yang membantu upaya penyelamatan menyatakan ratusan korban dimakamkan di dalam kuburan massal.

 

“Lebih dari 170 korban dimakamkan di empat kuburan massal,” tutur Chebujongo.

“Bayangkan, Anda mengubur mereka di kuburan massal, tanpa peti mati,” kata Chebujongo seperti dikutip dari The Associated Press.

Petugas Palang Merah mengungkapkan kekurangan pasokan dan peralatan untuk membantu lebih dari 8.800 warga yang terdampak.

Baca Juga: Korban Tewas akibat Banjir di Kongo Mendekati 400 Jiwa, Pencarian Korban Masih Berlanjut

Kebanyakan di antaranya kehilangan rumah dan trauma akibat bencana mematikan ini.

Saat ini banyak korban yang tinggal bersama kerabatnya atau menempati gedung pemerintah yang masih layak huni. Gedung-gedung dilaporkan Antara, Selasa (9/5/2023) penuh lautan manusia.

Pejabat pemerintah telah meminta petugas kemanusiaan untuk menghentikan penguburan massal dan menunggu peti jenazah yang akan dikirim ke wilayah tersebut.

Hujan deras yang melanda wilayah Kalehe menyebabkan sungai-sungai jebol dan menyebabkan banjir bandang di desa Bushushu dan Nyamukubi, yang menelan banyak korban jiwa.

Baca Juga: Viral Rekomendasi Wisata Banjir Ala Warganet, Ini Jawab Wali Kota Malang Sutiaji

Seorang tokoh masyarakat setempat Delphin Birimbi meminta adanya upaya pengiriman lebih banyak bantuan ke wilayah tersebut karena ribuan orang masih hilang.

Kerusakan akibat banjir telah menghambat upaya bantuan, dengan dua jalan utama tidak dapat dilalui.

Pemerintah Kongo telah menetapkan hari Senin sebagai hari berkabung nasional dan meminta warga untuk mengibarkan bendera setengah tiang untuk mengenang para korban.

Penulis : Danang Suryo Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV, Associated Press


TERBARU