> >

Uni Eropa Didesak Tetapkan Wagner Group Rusia sebagai Organisasi Teroris

Kompas dunia | 10 Mei 2023, 18:28 WIB
Arsip. Pemimpin tentara bayaran Rusia Wagner Group, Yevgeny Prigozhin. Parlemen Prancis mendesak Uni Eropa agar segera menetapkan kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner Group sebagai organisasi teroris. (Sumber: Sergei Ilnitsky/Pool EPA)

PARIS, KOMPAS.TV - Parlemen Prancis mendesak Uni Eropa agar segera menetapkan kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner Group sebagai organisasi teroris. Parlemen Prancis menilai Wagner menjadi kepanjangan tangan "kebijakan agresif" Presiden Rusia Vladimir Putin di luar negeri.

Pada Selasa (9/5/2023), parlemen Prancis dilaporkan meloloskan resolusi tak mengikat yang berisi desakan kepada 27 anggota Uni Eropa untuk menetapkan Wagner Group sebagai organisasi teroris.

Baca Juga: Batal Mundur dari Bakhmut, Bos Wagner: kalau Kami Mundur, Diancam akan Dianggap Pengkhianat

"Di mana pun mereka bekerja, anggota-anggota Wagner menyebarkan instabilitas dan kekerasan," kata anggota parlemen Prancis, Benjamin Haddad dikutip The Guardian.

"Mereka membunuh dan menyiksa. Mereka membantai dan menjarah. Mereka mengintimidasi dan memanipulasi dengan impunitas hampir sempurna," lanjutnya.

Di lain pihak, pemerintah Inggris Raya dilaporkan juga mempertimbangkan untuk menetapkan Wagner Group sebagai organisasi teroris. Surat kabar Inggris Raya The Times menyebut penetapan ini akan diberlakukan dalam waktu dekat.

Apabila Uni Eropa menetapkan Wagner sebagai organisasi teroris, anggota-anggota organisasi antarpemerintah tersebut berwenang membekukan aset-aset Wagner dan anggotanya. Perusahaan-perusahaan di Eropa juga bakal dilarang berbisnis dengan kelompok tentara bayaran itu.

Nama Wagner Group sendiri mengemuka usai terlibat dalam invasi Rusia ke Ukraina. Kelompok tentara bayaran ini diandalkan pasukan Rusia untuk menyerbu Bakhmut, titik terpanas perang Rusia-Ukraina beberapa bulan belakangan.

Selain aktif dalam perang Ukraina, Wagner Group juga terlibat di daerah konflik lain seperti di Libya, Sudan, Mali, Suriah, dan Republik Afrika Tengah.

Baca Juga: Inggris Minta Swasta Beri Penawaran Rudal Jarak Jauh untuk Ukraina, Perang akan Makin Berdarah

 


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : The Guardian


TERBARU