> >

Negosiasi Damai Militer dan Paramiliter di Jeddah Belum Selesai, Rakyat Sudan Harap-harap Cemas

Kompas dunia | 9 Mei 2023, 13:02 WIB
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan negosiasi pra-perundingan dimulai hari Sabtu dan akan dilanjutkan beberapa hari mendatang dengan harapan mencapai gencatan senjata jangka pendek yang efektif untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan, seperti dilaporkan Arab News Senin (8/5/2023). (Sumber: AP Photo/Marwan Ali)

Salah menyaksikan pertempuran sengit dan seorang tetangga yang ditembak di perut di distrik Al-Amarat pusat Khartoum bulan lalu, sebelum menyewa flat untuk keluarganya di tenggara ibu kota.

"Kami masih menunggu paspor kami diterbitkan, tetapi kami tidak tahu berapa lama ini akan memakan waktu," kata Salah. "Kemudian rencana kami adalah bepergian dari Port Sudan ke Arab Saudi."

Pertempuran sejak pertengahan April telah menewaskan ratusan orang dan melukai ribuan lainnya, mengganggu pasokan bantuan dan mengirim 100.000 pengungsi melarikan diri ke luar negeri.

Pasukan Rapid Support Forces (RSF) yang merupakan mantan milisi Janjaweed yang kejam, merilis video yang mereka klaim memperlihatkan tentara Sudan yang menyerah. Di video tersebut, terdengar suara tembakan di latar belakang saat salah satu tentara tersebut mulai berbicara.

Baca Juga: Idulfitri di Khartoum Sudan Penuh Letusan Senjata Berat, Pemimpin Militer Janjikan Pemerintah Sipil

Foto satelit dua pesawat terbakar di Bandara Internasional Khartoum, Sudan Minggu 16 April 2023. Kemlu Arab Saudi mengatakan negosiasi pra-perundingan dimulai hari Sabtu dan akan dilanjutkan beberapa hari mendatang dengan harapan mencapai gencatan senjata jangka pendek yang efektif untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan, seperti dilaporkan Arab News Senin (8/5/2023). (Sumber: Satellite image ©2023 Maxar Technologies via AP)

Ribuan orang berusaha meninggalkan Pelabuhan Sudan dengan kapal menuju Arab Saudi, dengan membayar harga tiket pesawat komersial yang mahal melalui satu-satunya bandara yang masih beroperasi di Sudan, atau menggunakan penerbangan evakuasi.

Konflik bukan hal baru di Sudan, negara yang terletak di persimpangan strategis antara Mesir, Arab Saudi, Ethiopia, dan wilayah Sahel yang rentan konflik.

Namun, kebanyakan konflik terjadi di daerah terpencil. Kali ini, pertempuran sengit terjadi di Khartoum, salah satu kota terbesar di Afrika, yang membuat konflik jauh lebih mengkhawatirkan bagi rakyat Sudan.

 

Sejak pertempuran pecah, badan pengungsi PBB telah mendaftarkan lebih dari 30.000 orang yang menyeberang ke Sudan Selatan, lebih dari 90 persen dari mereka adalah warga Sudan Selatan. Namun, jumlah sebenarnya diperkirakan jauh lebih tinggi.

Badan-badan bantuan kemanusiaan khawatir gelombang pengungsi ini akan memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah sangat parah di Sudan Selatan.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Arab News


TERBARU