Tentara Bayaran Rusia Akhirnya Batalkan Ancaman Tinggalkan Ukraina, Dijanjikan Amunisi Baru
Kompas dunia | 8 Mei 2023, 09:05 WIBBAKHMUT, KOMPAS.TV - Bos kelompok tentara bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin akhirnya membatalkan ancaman grupnya bakal tinggalkan Bakhmut, Ukraina.
Hal itu diputusakannya setelah Kementerian Pertahanan Rusia berjanji memberikan lebih banyak amunisi kepada pasukan Wagner.
Prigozhin sebelumnya menyalahkan kepemimpinan militer Rusia untuk puluhan ribu korban pasukan Wagner yang tewas.
Ia berjanji pasukannya akan meninggalkan Bakhmut pada 10 Mei, karena pasokan yang tak memadai, mengakibatkan kerugian yang besar.
Baca Juga: Bos Wagner Rekam Diri Dikelilingi Mayat untuk Kecam Kremlin, Mereka Mati untuk Menggemukkan Kau
Namun pesan audio yang diposting Minggu (7/5/2023) di Telegram, mengungkapkan ia berubah pikiran setelah mendapat janji dari Pemerintah Rusia.
“Intinya adalah sebagai berikut, mereka berjanji memberikan kami amunisi dan senjata sebanyak yang kami butuhkan untuk melanjutkan aksi lebih jauh,” katanya dikutip dari CNN.
“Mereka berjanji kepada kami bahwa segala sesuatu yang diperlukan akan berada di sayap, sehingga musuh tak akan dapat memotong kami. Kami diberi tahu bisa bertindak di Bakhmut sesuai keinginan kami,” tambah Prigozhin.
Kementerian Pertahanan Rusia tak langsung berkomentar terkait klaim terbaru Prigozhin.
Bakhmut menjadi salah satu tempat penyerangan yang berlangsung lama dari tentara Rusia, dan membuat ribuan orang harus mengungsi dari rumahnya.
Baca Juga: Pangeran William Beri Pujian Usai Penobatan Raja Charles, Sebut Ratu Elizabeth Bakal Bangga
Namun, terlepas dari banyaknya tenaga kerja dan sumber daya yang telah dicurahkan Rusia untuk merebut Bakhmut, mereka belum dapat mengendalikan kota secara penuh.
Strategi Prigozhin yang brutal di Bakhmut, kerap disamakan sebagai penghancur daging.
Meski begitu, ia mengeklaim bahwa pendekatan tersebut tak lagi bisa dilakukan.
“Tak akan ada lagi penghancur daging, katrena tak ada lagi daging yang tersisa,” katanya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : CNN