Pemimpin Wagner Ejek Negaranya Sendiri, Sebut Ancaman Senjata Nuklir Bikin Rusia Seperti Badut
Kompas dunia | 5 Mei 2023, 14:16 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Pemimpin tentara bayaran Rusia Wagner, Yevghen Prigozhin, mengejek sikap negaranya setelah serangan drone ke Kremlin.
Prigozhin mengungkapkan ancaman akan menggunakan senjata nuklir untuk merespons serangan tersebut membuat Rusia seperti badut.
Serangan drone dilaporkan terjadi Rabu (3/5/2023), ke arah kompleks tempat tinggal Presidsen Rusia, Vladimir Putin.
Kremlin mengungkapkan dua drone itu kemudian jatuh, tetapi tak menimbulkan kerusakan atau menghasilkan korban jiwa.
Baca Juga: Jill Biden yang Hadiri Penobatan Raja Charles, Teruskan Tradisi Tak Ada Presiden AS yang Hadir
Pihak Rusia menegaskan bahwa serangan drone itu merupakan usaha pembunuhan terhadap Putin.
Mereka pun menegaskan akan merespons dengan keras tindakan tersebut, bahkan mengancam akan menggunakan senjata nuklir.
Pihak Ukraina sendiri membantah bahwa mereka yang melakukan serangan.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengungkapkan bahwa ia tak menyerang Putin atas Moskow, dan hanya mempertahankan wilayahnya.
Meski begitu, Prigozhin menegaskan penggunaan senjata nuklir untuk merepsons serangan drone, tak diperlukan.
“Rusia seharusnya memprioritaskan untuk menjadi kekuatan memimpin dalam pengembangan drone, dan meresponnya juga dengan drone,” bunyi pernyataan Prigozhin dikutip dari Newsweek.
“Kami seperti badut, mengancam penggunaan nuklir menghadapi drone anak-anak,” tambahnya.
Baca Juga: Waduh, Ukraina Tembak Jatuh Drone-nya Sendiri yang Terbang di Dekat Kantor Presiden
Kelompok Wagner, yang dipimpin Prigozhin memiliki peranan penting dalam operasi Rusia di Ukraina.
Seorang sekutu influensial bagi Putin, Prigozhin malah secara terbuka bertikai dengan komando militer Rusia, juga dengan Kementerian Pertahanan Rusia.
Ia menuduh Kementerian Pertahanan Rusia tak memberikan pasokan amunisi yang seharusnya bagi Wagner.
Prigozhin bahkan mengancam Wagner akan mundur dari Ukraina jika bantuan pasokan tak segera diberikan.
Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Newsweek