> >

Erdogan Ungkap Pemimpin ISIS di Suriah Telah Tewas, Dilumpuhkan dalam Operasi Intelijen Turki

Kompas dunia | 1 Mei 2023, 08:40 WIB
Ilustrasi. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam acara peresmian sebuah gedung pemerintahan di Ankara, 19 Oktober 2022. (Sumber: Burhan Ozbilici/Associated Press)

ANKARA, KOMPAS.TV - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan,  mengungkapkan peminpin ISIS di Suriah telah tewas.

Pemimpin ISIS di Suriah yang dilaporkan tewas itu adalah Abu Hussein al-Qurayshi.

Ia memimpin kelompok itu semenjak pendahulunya, Abu al-Hassan al-Hashemi al-Qurayshi terbunuh musim gugur lalu.

Menurut Erdogan, Abu Hussein telah dilumpuhkan dalam operasi badan intelijen MIT Turki pada Sabtu (29/4/2023).

Baca Juga: Tentara Sudan dan Lawannya Perpanjang Gencatan Senjata, Bentrok Masih Berlangsung

Erdogan mengatakan bahwa MIT sudah mengikuti Abu Hussein untuk waktu yang lama.

“Kami akan melanjutkan perjuangan kami menghadapi organisasi teroris tanpa diskriminasi,” katanya seperti dikutip dari BBC, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Sumber dari Suriah mengatakan operasi itu terjadi di kota utara Jandaris, yang berada di dekat perbatasan Turki.

Sejauh ini pihak ISIS masih belum komentar terkait operasi tersebut.

 

Pada November lalu, ISIS mengumumkan kematian Abu al-Hassan al-Hashemi al-Qurayshi.

Pihak Amerika Serikat (AS) ketika itu mengatakan ia terbunuh melalui operasi oleh pemberontah Tentara Pembebasan Suriah di barat daya Suriah pada pertengahan Oktober 2022.

ISIS sebelumnya memiliki wilayah seluas 88.000 km per segi yang membentang dari timur laut Suriah melintasi Irak utara dan membelakukan aturan brutal pada hampir 8 juta orang.

Kelompok itu diusir dari wilayah terakhirnya pada 2019, tetapi PBB memperingatkan bahwa ISIS tetap menjadi ancaman yang terus-menerus.

Baca Juga: Orang yang Pertama Kali Publikasikan Covid-19 Akhirnya Bebas Setelah Dipenjara 3 Tahun

ISIS diperkirakan memiliki antara 6.000 dan 10.000 pejuang di Suriah dan Irak.

Sebagian besar berbasis di dareah pedesaan dan terus melakukan serangan tabrak lari, penyergapan dan pengeboman pinggir jalan.

Afiliasi regional ISIS juga menimbulkan ancaman di zona konflik lain di seluruh dunia.

PBB mengatakan jaringan yang paling kuat dan mapan berbasis di Afghanistan, Somalia, dan di sekitar Danau Chad.

Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus

Sumber : BBC


TERBARU