Manfaatkan Gencatan Senjata Sudan, China Kirim Kapal Militer untuk Evakuasi Warganya
Kompas dunia | 27 April 2023, 15:22 WIBBEIJING, KOMPAS.TV - China memanfaatkan gencatan senjata yang saat ini tengah terjadi di Sudan untuk mengevakuasi warganya.
Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengevakuasi warga negara tersebut dengan kapal Angkatan Laut (AL), Rabu (26/4/2023).
Evakuasi tersebut diungkapkan Kementerian Pertahanan Nasional China lewat pernyataannya, Kamis (27/4/2023).
Baca Juga: Indonesia Kembali Evakuasi WNI dari Sudan, 110 Orang Diterbangkan ke Jeddah dengan Pesawat TNI AU
Dilansir dari China Daily, Direktur Jenderal Departemen Urusan Konsuler Kementerian Luar Negeri China Wu Xi mengungkapkan, PLA telah mengirimkan kapal militer yang ada di teluk Aden untuk bergegas ke Sudan.
Wu menambahkan kapal-kapal tersebut akan melakukan operasi evakuasi sekitar 1.100 warga China dengan aman dari Sudan.
Evakuasi terhadap warga Daerah Adminitratif Khusus, Hong Kong, juga dilakukan.
Wu menegaskan, evakuasi itu menjadikan China negara dengan jumlah evakuasi terorganisasi terbesar sejak konflik di Sudan dimulai.
Wu mengatakan Presiden China Xi Jinping telah memberikan instruksi untuk memperkuat perlindungan dan keamanan bagi warga China dan institusinya di Sudan.
Ia menambahkan China akan melakukan segalanya untuk melindungi nyawa, properti, dan keamanan sekitar 1.500 warganya.
Baca Juga: Di Arab Saudi Ternyata Ada Benteng Militer Romawi Berusia 2.000 Tahun, Terletak di Gurun Pasir
Gencatan senjata yang dilakukan dua pihak yang bertikai, tentara Sudan dan paramiliter Rapid Support Forces (RSF), dimanfaatkan banyak negara untuk mengevakuasi warganya dari negara Afrika tersebut.
Salah satunya adalah Indonesia, yang telah mengevakuasi ratusan WNI dari Sudan ke Jeddah, Arab Saudi, sebelum dipulangkan ke Tanah Air.
Gencatan senjata dilakukan sejak Senin (24/4/2023) malam hingga Jumat (28/4/2023).
Ratusan orang dilaporkan tewas setelah meletusnya perang saudara untuk memperebutkan kekuasaan di negara tersebut pada Sabtu, 15 April 2023 usai terjadinya eskalasi ketegangan antara kedua kubu selama berpekan-pekan.
Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : China Daily