Filipina dan AS Pamer Kekuatan Tempur Presisi Tinggi pada Latihan Militer Bersama, China Berang
Kompas dunia | 26 April 2023, 17:30 WIBLatihan ini memperlihatkan kapal perang AS, jet tempur, serta rudal Patriot, HIMARS, dan Javelin anti-tank, menurut pejabat militer AS dan Filipina.
Kapal yang menjadi sasaran dari pasukan sekutu adalah kapal perang angkatan laut Filipina yang sudah dinonaktifkan, yang ditarik sekitar 18 hingga 22 kilometer (11 hingga 14 mil) ke laut.
Baca Juga: China Kecam Rencana Penempatan Tentara AS di 9 Pangkalan Militer Filipina: Ganggu Stabilitas Kawasan
Target mengambang yang lebih kecil, termasuk drum kosong yang diikat bersama-sama, juga digunakan sebagai target untuk mensimulasikan adegan pertempuran di mana pusat komando dan kontrol Pasukan Marinir AS memungkinkan pasukan sekutu yang tersebar untuk mengidentifikasi dan menemukan target musuh kemudian memberikan tembakan roket dan rudal presisi.
Pejabat militer Filipina mengatakan manuver ini akan memperkuat pertahanan pantai dan kapabilitas tanggap bencana negara dan tidak ditujukan kepada negara mana pun.
China menentang latihan militer yang melibatkan pasukan AS di wilayah ini sekaligus mengecam peningkatan penempatan militer AS, yang dipandang akan meningkatkan ketegangan dan mengganggu stabilitas serta perdamaian regional.
Washington dan Beijing berada dalam jalur tabrakan atas tindakan China yang semakin tegas mempertahankan klaim wilayahnya yang luas di Laut China Selatan dan tujuannya untuk menganeksasi Taiwan, dengan kekerasan jika perlu.
Pada Februari, Marcos menyetujui kehadiran militer AS yang lebih luas di Filipina dengan membiarkan pasukan Amerika yang bergantian tinggal di empat kamp militer Filipina lainnya.
Ini adalah perubahan yang tajam dari pendahulunya Rodrigo Duterte, yang takut kehadiran militer Amerika yang lebih besar dapat memprovokasi Beijing.
Baca Juga: Bahaya, China Mengancam Usai Kapal Perang AS Masuk Laut China Selatan
Washington dan Beijing terus berseteru mengenai tindakan agresif China dalam membela klaim wilayahnya yang luas di Laut China Selatan dan tujuan Beijing untuk menggabungkan Taiwan, dengan kekuatan jika diperlukan.
Pada bulan Februari, Marcos menyetujui kehadiran militer AS yang lebih luas di Filipina dengan mengizinkan pasukan Amerika yang bergantian untuk tinggal di empat pangkalan militer Filipina lainnya.
Ini merupakan perubahan tajam dari pendahulunya, Rodrigo Duterte, yang khawatir kehadiran militer AS yang lebih besar dapat memprovokasi Beijing.
China sangat menentang langkah tersebut, yang akan memungkinkan pasukan AS untuk membentuk pangkalan dan pos pengawasan di utara Filipina yang berseberangan dengan Taiwan dan di provinsi-provinsi Filipina bagian barat yang menghadap ke Laut China Selatan, yang klaim Beijing mencakup hampir seluruhnya.
China memperingatkan aliansi keamanan yang semakin dalam antara Washington dan Manila serta latihan militer yang berlanjut harus tidak merugikan kepentingan keamanan dan wilayahnya atau mengganggu perselisihan wilayah.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah
Sumber : Associated Press