> >

Belanja Militer Sedunia Pecahkan Rekor Tertinggi: AS, China, dan Rusia di Posisi Teratas

Kompas dunia | 25 April 2023, 00:05 WIB
Arsip. Dalam foto yang disediakan Chad Fish, sebuah balon udara besar melayang di atas Samudra Atlantik di lepas pantai South Carolina, Amerika Serikat, sementara sebuah jet tempur terlihat di bawahnya pada Sabtu, 4 Februari 2023. Balon udara itu dihantam rudal yang dilepaskan jet tempur F-22 di lepas Pantai Myrtle. Organisasi Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), sebuah lembaga wadah-pemikir dari Swedia, melaporkan bahwa nilai belanja militer di dunia mencatatkan rekor tertinggi pada 2022. (Sumber: Chad Fish via AP)

STOCKHOLM, KOMPAS.TV - Organisasi Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), sebuah lembaga wadah-pemikir dari Swedia, melaporkan bahwa nilai belanja militer di dunia mencatatkan rekor tertinggi pada 2022. Belanja militer di Eropa meningkat pesat karena perang Rusia-Ukraina.

SIPRI melaporkan, belanja militer sedunia terus naik dalam kurun delapan tahun terkini. Pada 2022, belanja militer global mencapai USD2,24 triliun atau rekor tertinggi yang pernah ada.

Baca Juga: Kiriman Tank dan Senjata ke Ukraina Diyakini Tak akan Langsung Berdampak pada Perang Lawan Rusia

Rata-rata belanja militer global meningkat 3,7%. Namun, di Eropa, peningkatannya mencapai 13%. SIPRI menyebut peningkatan ini karena invasi Rusia berpengaruh besar dalam kebijakan belanja (militer) banyak negara lain.

"Peningkatan ini adalah tanda bahwa kita hidup di dunia yang semakin tidak aman," kata salah satu peneliti SIPRI, Nan Tian dikutip Associated Press, Senin (24/4/2023).

Laporan SIPRI menyebut belanja militer terbesar digelontorkan tiga negara, yakni AS, China, dan Rusia. Ketiganya memenuhi 56% dari total belanja militer global.

Di lain sisi, negara-negara yang berdekatan dengan Rusia mencatatkan kenaikan pesat belanja militer. Negara-negara itu di antaranya Finlandia (36%), Lithuania (27%), dan Polandia (11%).

"Ketika invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022 jelas berpengaruh pada kebijakan belanja militer pada 2022, kekhawatiran akan agresi Rusia telah terkumpul sejak lama," kata peneliti SIPRI, Lorenzo Scarazzato.

"Banyak negara-negara bekas blok Timur menggandakan belanja militer sejak 2014, tahun ketika Rusia menganeksasi Krimea," lanjutnya.

Baca Juga: Putra Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov Gabung Tentara Bayaran Rusia Wagner untuk Perang di Ukraina

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU