Rusia Ingatkan Korsel Tidak Kirim Senjata ke Ukraina, karena Putin Juga Bisa Kirim ke Korea Utara
Kompas dunia | 20 April 2023, 12:14 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Kementerian Luar Negeri Rusia memberi peringatan kepada Korea Selatan tentang dampak yang akan terjadi bila melakukan pengiriman senjata ke Ukraina, seperti laporan RIA Novosti, Kamis, (20/4/2023).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, seperti laporan RIA Novosti hari Kamis, (20/4/2023) menegaskan pengiriman senjata ke Kiev, tidak peduli dari mana asalnya termasuk Korea Selatan, dianggap sebagai tindakan yang jelas-jelas bermusuhan dengan negara pimpinan Vladimir Putin itu. Pernyataannya dipublikasikan di situs web Kementerian Luar Negeri.
Dia memberikan tanggapan atas pernyataan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, yang mengatakan bahwa Korea Selatan akan kesulitan untuk hanya memberikan bantuan kemanusiaan atau keuangan kepada Kiev jika terjadi situasi di Ukraina yang tidak dapat diterima oleh komunitas internasional. Oleh karena itu, Moon Jae-in untuk pertama kalinya mengakui kemungkinan bantuan militer kepada rezim Zelensky.
"Rusia sedang melakukan tindakan militer defensif terhadap Barat yang memilih rezim boneka di Kiev sebagai alat perang hibrida proxy mereka melawan kita. Dalam situasi ini, setiap pengiriman senjata ke Ukraina - dari mana pun sumbernya - dianggap sebagai tindakan yang jelas-jelas bermusuhan terhadap Rusia," kata Zakharova.
Zakharova berpendapat "langkah-langkah semacam itu akan sangat merugikan hubungan bilateral dengan negara-negara yang melakukannya, dan akan dipertimbangkan ketika merumuskan posisi Rusia tentang masalah yang menyangkut kepentingan keamanan negara-negara terkait."
Baca Juga: Korea Selatan Pinjamkan 500 ribu Amunisi Artileri 155mm ke AS, Diduga Terkait Suplai ke Ukraina
"Dalam kasus Korea Selatan, ini bisa berbicara tentang pendekatan untuk menyelesaikan situasi di Semenanjung Korea," ujarnya, secara tidak langsung membuka kemungkinan tit-for-tat dengan Rusia mengirim senjata atau teknologi militer ke Korea Utara.
Zakharova lebih lanjut mengingatkan, Angkatan Bersenjata Rusia hanya melakukan serangan presisi tinggi pada sasaran militer, bukan pada objek infrastruktur sipil.
"Mengenai keprihatinan atas korban di antara warga sipil, sayangnya, ini adalah realitas yang dihadapi penduduk sipil Donbas sejak 2014 sebagai akibat dari serangan yang dilancarkan oleh kelompok yang merebut kekuasaan di Kiev. Ini menjadi salah satu penyebab utama krisis saat ini. Kami tidak melihat simpati dari 'Barat kolektif', termasuk Seoul, terhadap korban-korban banyak ini," ujarnya.
Negara-negara Barat secara konsisten menyuarakan keinginan Ukraina untuk mengalahkan Rusia di medan perang dan meningkatkan pengiriman senjata dan peralatan militer.
Tahun lalu, Moskow telah mengirimkan nota protes kepada negara-negara NATO atas pengiriman senjata ke pihak otoritas Kiev. Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mencatat bahwa setiap kargo senjata ke Ukraina akan dipertimbangkan sebagai tindakan agresi dan akan menanggapi tindakan yang diambil oleh pihak terkait.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : RIA Novosti