Informasi Penting Gerhana Matahari Hibrida Hari Ini, Termasuk Link Live Streaming
Kompas dunia | 20 April 2023, 06:15 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Gerhana Matahari Hibrida langka akan melintasi bagian terpencil Australia, Indonesia Timur, dan Timor Leste hari Kamis (20/4/2023) seperti yang dilaporkan oleh Associated Press.
Di Jakarta, Gerhana Matahari Hibrida ini diperkirakan akan terlihat sebagian, sementara akan terlihat cukup jelas di jalur lintasan Nusa Tenggara Timur, Kepulauan Banda, Sorong, hingga Manokwari.
Beberapa orang yang berada di jalur Gerhana Matahari Hibrida ini akan mengalami kegelapan total, sedangkan yang lain akan melihat "cincin api" saat matahari muncul dari balik bulan.
Gerhana Matahari Hibrida ini bernama Gerhana Ningaloo, mengambil namanya dari kata Aborigin.
Gerhana Matahari Hibrida terjadi ketika dalam satu waktu fenomena gerhana ada daerah yang mengalami Gerhana Matahari Total dan ada pula yang mengalami Gerhana Matahari Cincin, tergantung dari lokasi pengamatan.
Kejadian tersebut disebabkan oleh kelengkungan Bumi. Indonesia sendiri, sudah mengalami gerhana matahari beberapa kali, yaitu pada tahun 1983 terjadi Gerhana Matahari Total, Gerhana Matahari Cincin tahun 2019, dan Gerhana Matahari Total tahun 2016.
Baca Juga: Link Live Streaming Gerhana Matahari Hibrida 20 April 2023, Catat Waktunya!
Simak siaran langsung gerhana matahari langka melalui Observatorium Perth, Australia.
Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Gerhana Matahari Hibrida yang akan terjadi pada 20 April 2023 akan berlangsung selama 3 jam 5 menit mulai dari durasi kontak awal hingga akhir jika diamati dari Biak, dengan durasi fase tertutup total 58 detik.
Sementara itu jika diamati dari Jakarta, durasi dari kontak awal hingga akhir adalah 2 jam 37 menit. Namun jika diamati dari Jakarta, persentase tertutupnya matahari hanya sebesar 39 persen.
Jalur gerhana akan bergerak dari Samudra Hindia ke Samudra Pasifik, sebagian besar melintasi lautan. Bagi yang melihat gerhana total, itu hanya akan berlangsung sedikit lebih dari satu menit.
Peristiwa langit semacam ini terjadi sekitar sekali dalam satu dekade. Yang terakhir terjadi pada tahun 2013, dan yang berikutnya tidak akan terjadi sampai tahun 2031.
Mereka terjadi saat Bumi berada di "titik inti", sehingga Bulan dan Matahari hampir memiliki ukuran yang sama di langit, kata ahli matahari NASA, Michael Kirk.
Pada beberapa titik, bulan sedikit lebih dekat dan menutupi matahari dalam gerhana total. Namun ketika bulan sedikit lebih jauh, itu membiarkan sebagian cahaya matahari melintas dalam gerhana cincin.
"Ini adalah fenomena yang luar biasa," kata Kirk. "Anda sebenarnya menyaksikan bulan menjadi lebih besar di langit."
Baca Juga: Dampak Gerhana Matahari Hibrida 2023, BMKG Beri Warning Potensi Banjir Rob di Wilayah Pesisir
Bagi mereka yang berada di luar jalur gerhana, masih dapat menyaksikan dari jarak jauh. Beberapa situs di Australia akan menyiarkan acara ini secara online, termasuk Observatorium Perth dan Pusat Penemuan dan Observatorium Gravitasi.
Beberapa gerhana matahari lain yang akan datang akan lebih mudah ditangkap. Gerhana cincin pada pertengahan Oktober dan gerhana total pada April mendatang akan melintasi jutaan orang di Amerika.
Gerhana matahari terjadi ketika bayangan Bulan jatuh di Bumi. Bayangan itu terdiri dari tiga area: umbra, penumbra, dan antumbra. Jenis gerhana yang kita lihat bergantung pada bagian bayangan Bulan tempat kita berada.
Alasan mengapa Gerhana Matahari Hibrida relatif jarang terjadi, kira-kira sekali per dekade, adalah karena jarak Bulan dan Matahari ke Bumi harus tepat.
Misalnya, jika jarak total antara Bulan dan Bumi relatif kecil, hanya umbra Bulan yang jatuh di Bumi, menciptakan gerhana matahari total di semua lokasi di sepanjang jalur bayangan pusat.
Gerhana Matahari Annular terjadi ketika Bulan relatif jauh dari Bumi, sehingga antumbra terbentuk sebelum bayangan mencapai Bumi, bahkan di lokasi yang menghadap langsung ke Bulan.
Kendalanya adalah jarak Matahari dan Bulan terus berubah. Karena spektrum jarak yang diperlukan untuk gerhana hibrid sangat sempit, sebagian besar konfigurasi gerhana tidak cocok untuk jenis gerhana ini.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press/Perth Observatory