> >

Dituduh Menista Agama, WN China di Pakistan Ditahan Polisi

Kompas dunia | 20 April 2023, 00:30 WIB
Arsip. Pakistan mengalami pemadaman listrik besar-besaran, Senin (23/1/2023), karena adanya gangguan jaringan listrik nasional. Seorang warga negara China yang sebatas diidentifikasi sebagai Tian ditahan polisi di kota Abbotabad, Pakistan. Tahir Ayub, seorang perwira polisi setempat, mengonfirmasi bahwa WN China itu masih berada dalam tahanan, Rabu (19/4/2023). (Sumber: AP Photo/Anjum Naveed)

ISLAMABAD, KOMPAS.TV - Seorang warga negara China yang sebatas diidentifikasi sebagai Tian ditahan polisi di kota Abbotabad, Pakistan. Tahir Ayub, seorang perwira polisi setempat, mengonfirmasi bahwa WN China itu masih berada dalam tahanan, Rabu (19/4/2023).

Pihak kepolisian menyebut bahwa pengadilan memerintahkan Tian tetap ditahan selama dua pekan. Sebelumnya, pada Senin (17/4), Tian membantah tuduhan bahwa ia menistakan agama.

Isu penistaan agama sendiri merupakan isu sensitif di Pakistan. Negara ini menetapkan hukuman maksimum berupa eksekusi mati bagi terdakwa penistaan agama. Tertuduh penista agama pun kerap dibunuh ramai-ramai oleh massa.

Baca Juga: Perempuan Pakistan Ditangkap karena Mengaku Nabi, Terancam Hukuman Mati

Tian disebut bekerja di sebuah proyek pembangkit listrik di Pakistan sebagai kepala seksi transportasi berat. Ia dituduh menghina Nabi Muhammad pada 15 April lalu.

Menurut laporan yang dimasukkan ke kepolisian, Tian membuat gestur dan perkataan yang dinilai menghina Allah dan Nabi Muhammad saat pekerja sedang istirahat salat. Waktu itu, Tian mendesak rekan-rekan kerjanya untuk mempercepat pekerjaan.

Dugaan penistaan agama oleh Tian membuat penduduk berdemonstrasi memblokade jalan raya Karakoram yang menghubungkan Pakistan dan China. Mereka mendesak warga China itu ditahan.

Seorang perwira polisi setempat, Nasiruddin Khan menyebut pihaknya telah membentuk tim investigasi untuk menyelidiki kasus ini. Ia pun menyatakan bahwa proyek pembangkit listrik tenaga air yang melibatkan perusahaan China tidak terhambat.

"Kami berbicara dengan penerjemah dari si tertuduh, dengan pihak yang menuduh, serta dengan demonstran lain," kata Khan dikutip Al Jazeera.

Kedutaan Besar China di Islamabad sendiri belum angkat bicara mengenai kasus ini. Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin mengaku pihaknya sedang "memverifikasi" kasus tersebut.

"Pemerintah China selalu meminta warga China di luar negeri untuk mematuhi hukum dan peraturan di negara lain dan menghormati adat dan tradisi setempat," kata Wang.

"Jika insiden ini melibatkan warga negara China, kedutaan kami akan menyediakan perlindungan kekonsuleran dan bantuan sesuai wewenang," lanjutnya.

Baca Juga: Ini yang Dimaksud Bahwa China Punya Kantor Polisi Rahasia di AS Sementara Beijing Bantah Keras

 

 

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Al Jazeera


TERBARU