8 Nelayan Indonesia Dikhawatirkan Tenggelam dan 11 Lainnya Selamat Usai Terdampar Australia
Kompas dunia | 19 April 2023, 16:08 WIB"Insiden ini menunjukkan bahaya dalam melakukan perjalanan dengan kapal kecil yang tidak cocok untuk laut yang kasar dan cuaca buruk, yang keduanya umum terjadi di perairan utara Australia," bunyi pernyataan tersebut.
Korban selamat telah diterbangkan dari Broome ke kota Darwin di utara, dari mana mereka akan diterbangkan kembali ke Indonesia, kata pernyataan itu.
Konsulat Indonesia di Darwin meminta untuk bertemu dengan para nelayan dan memberikan bantuan kepada mereka, kata Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam sebuah pernyataan yang dikutip Associated Press.
Konsulat akan memfasilitasi kepulangan mereka, kata pernyataan itu, sambil berterima kasih kepada agensi Australia atas bantuannya.
Baca Juga: Kehabisan Bahan Bakar, Kapal Berbendera Malaysia Terdampar di Perairan Makalehi
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kementerian Luar Negeri Indonesia Judha Nugraha seperti dilaporkan BBC hari Rabu, (18/4/2023) mengatakan para nelayan itu akan dibawa ke Darwin dan dijadwalkan tiba pada Rabu (19/04/2023).
“Konsulat RI di Darwin telah meminta akses untuk menemui para nelayan dan memberikan bantuan yang diperlukan. Konsulat RI juga akan memfasilitasi proses repatriasi para nelayan ke Indonesia,” kata Judha dalam pesan singkat.
Otoritas Keselamatan Maritim Australia, yang mengelola pencarian dan penyelamatan di perairan Australia, tidak segera menanggapi ketika ditanyai pada hari Rabu apakah ada pencarian untuk korban selamat lainnya.
Pulau Bedwell merupakan bagian dari Rowley Shoals, sebuah kelompok tiga terumbu karang.
Nelayan Indonesia yang hilang diperkirakan menjadi satu-satunya korban dari topan Ilsa, yang merupakan topan Kategori 5 saat melintasi pantai wilayah Pilbara di negara bagian Australia Barat, sebelah barat daya Broome.
Angin kencang dengan kecepatan 289 kph (180 mph) yang tercatat di sebuah pulau di lepas pantai Pilbara merupakan angin tercepat yang pernah dicatat oleh alat burea cuaca Australia di negara itu.
Meskipun masih perlu dianalisis lebih lanjut, menurut badan tersebut pada Selasa, angka itu mengalahkan rekor sebelumnya yaitu 267 kph (166 mph) yang dicatat oleh Topan Vance di pantai Pilbara pada tahun 1999.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Associated Press/BBC