Dampak Pertempuran di Sudan, Stok Bahan Makanan Pelajar Indonesia Menipis, Listrik dan Air Mati
Kompas dunia | 17 April 2023, 17:57 WIBKHARTOUM, KOMPAS.TV - Sejumlah pelajar Indonesia yang tengah menjalani studi di Sudan melaporkan kehabisan bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari di tengah berlangsungnya konflik antara militer Sudan dan kelompok paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (Rapid Support Forces/RSF).
Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sudan Ahmad Fauzi menyatakan konflik tersebut memaksa para pelajar Indonesia hanya tinggal di dalam rumah sehingga tak bisa memenuhi kebutuhan suplai harian.
"Kondisi yang mengharuskan untuk tetap berdiam diri di rumah dengan kondisi tidak ada listrik dan air serta tidak ada suplai bahan makanan, membuat pasokan kebutuhan sehari-hari semakin menipis, bahkan ada beberapa laporkan sudah kehabisan stok kebutuhan sehari-harinya," ungkap Fauzi, Senin (17/4/2023), dikutip dari NU Online.
Baca Juga: Penjelasan Pertempuran Sudan: Dua Jenderal Berebut Kuasa, Satu Negara Membara
Fauzi menyebut terdapat 139 warga NU di Sudan yang tersebar di berbagai daerah, mulai dari Khartoum, Omdurman, hingga Madani.
"Mereka ada yang tinggal di sekretariat PCINU Sudan, asrama universitas, rumah-rumah yang disewa dan beberapa ada yang tinggal di masjid," katanya.
Mahasiswa Indonesia di Sudan terpaksa diungsikan ke lokasi aman untuk menghindari bentrokan antara tentara militer Sudan dan paralimiter RSF.
Baca Juga: Ibu Kota Sudan Mencekam, RSF vs Militer 'Perang Habis-habisan' di Perkampungan Warga
Sementara Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) Muhammadiyah Sudan melaporkan kobaran api cukup besar terlihat di sekitar Universitas Internasional Afrika (IUA) Sudan.
"Untuk mahasiswa IUA yang di asrama saat ini tengah diungsikan di beberapa lokasi aman di dalam kampus karena bangunan asrama mahasiswi bersebelahan dengan markas paramiliter," kata PCI Muhammadiyah Sudan dalam keterangan tertulis, Minggu (17/4/2023), dikutip dari Antara.
Mahasiswi Indonesia yang berada di asrama kampus Khartoum International Institute for Arabic Language (KIIFAL) diungsikan ke daerah sekitar Makmuroh.
Baca Juga: Perebutan Kekuasaan Tentara Sudan dan Paramiliter di Ibu Kota, Korban Tewas Capai 25 Orang
Mereka dibantu seorang pengajar KIIFAL yang tinggal di daerah itu.
Sementara Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Sudan dan Ikatan Mahasiswa Indonesia IUA telah melakukan koordinasi dengan Kedutaan Besar RI di Khartoum untuk menangani keperluan dan kebutuhan logistik pengungsi.
Penulis : Danang Suryo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : NU Online/Antara