Korut Uji Coba Rudal Berbahan Bakar Padat, Diduga Senjata Terkuat yang Mereka Miliki
Kompas dunia | 14 April 2023, 07:38 WIBPYONGYANG, KOMPAS.TV - Korea Utara menyatakan telah berhasil meluncurkan uji coba rudal balistik antarbenua baru yang menggunakan bahan bakar propelan padat. Pernyataan ini dirilis Kantor Berita resmi Korea Utara (KCNA) pada Jumat (14/4)/2023.
Rudal ini mengkhawatirkan, karena memberi sinyal bahwa negara tersebut memiliki senjata yang sulit dideteksi untuk menargetkan Amerika Serikat.
Uji coba rudal ini menambah panjang rentetan pengujian yang dilakukan Korut sejak awal 2022, yaitu telah mencapai lebih dari 100 rudal yang ditembakkan ke laut.
KCNA mengatakan uji coba itu diawasi langsung oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Rudal itu diberi nama Hwasong-18, dan disebut-sebut sebagai senjata paling kuat dari kekuatan nuklir Korut. Rudal ini akan meningkatkan kemampuan serangan balik dalam menghadapi ancaman eksternal yang diciptakan oleh militer Amerika Serikat dan sekutu regionalnya.
Baca Juga: Korea Utara Kembali Uji Coba Dua Rudal, Ketegangan Meningkat
Kim berjanji untuk lebih memperluas persenjataan nuklirnya sehingga para pesaingnya menderita kecemasan dan ketakutan yang ekstrem saat menghadapi ancaman yang tidak dapat diatasi.
Korea Utara telah menyatakan, serangkaian uji coba yang mereka lakukan merupakan tanggapan atas latihan militer yang dilakukan Amerika Serikat dan Korea Selatan. Korut menyebut Latihan militer gabungan tersebut sebagai latihan invasi untuk mendorong pengembangan senjata mereka.
“Kamerad yang dihormati Kim Jong Un mengatakan mempercepat pengembangan sistem senjata yang berkembang menjadi lebih maju dan kuat adalah kebijakan konsisten partai kami dan pemerintah untuk menanggapi ancaman militer dan situasi keamanan yang memburuk di Semenanjung Korea,” kata KCNA seperti dikutip The Associated Press.
“Sistem senjata Hwasong-18 yang dijalankan oleh pasukan strategis negara akan memainkan misi dan perannya untuk mempertahankan (Korea Utara), mencegah invasi dan menjaga keamanan negara sebagai metode yang paling kuat,” kata KCNA.
Korea Utara telah menguji berbagai rudal balistik antarbenua sejak 2017 yang menunjukkan jangkauan potensial untuk mencapai daratan AS. Tetapi rudal sebelumnya hanya ditenagai oleh mesin berbahan bakar cair yang perlu diisi bahan bakar relatif tidak lama sebelum diluncurkan. Rudal jenis ini tidak dapat terus menggunakan bahan bakar untuk waktu yang lama.
Baca Juga: Korea Utara Kembali Tembakkan Rudal, Peluncuran Keempat dalam Sepekan
Sedangkan rudal dengan propelan padat akan lebih mudah untuk dipindahkan dan disembunyikan serta dapat ditembakkan lebih cepat. Keunggulan ini mengurangi peluang lawan untuk mendeteksi dan mengantisipasi peluncuran rudal.
Namun bulan lalu, Menteri Pertahanan Korea Selatan Lee Jong-Sup mengatakan kepada anggota parlemen bahwa Korea Utara kemungkinan besar belum menguasai teknologi untuk menempatkan hulu ledak nuklir pada rudal jarak pendek yang menargetkan Korea Selatan. Tetapi dia mengakui bahwa negara tersebut telah membuat banyak kemajuan di bidang teknologi rudal.
“Ini adalah terobosan yang signifikan bagi Korea Utara, tetapi bukan yang tidak terduga,” kata Ankit Panda, seorang ahli dari Carnegie Endowment for International Peace.
Korea Utara telah menembakkan sekitar 30 rudal tahun ini, dalam 12 acara peluncuran yang berbeda.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti
Sumber : The Associated Press