Saddam Hussein Masih Jadi Idola Publik Yordania 20 Tahun setelah Dijatuhkan Amerika Serikat
Kompas dunia | 9 April 2023, 05:15 WIBAMMAN, KOMPAS.TV - Dua puluh tahun setelah kejatuhan rezimnya, mantan presiden Irak, Saddam Hussein, masih dihormati dan populer di Yordania. Wajah Saddam Hussein yang mudah dikenali dapat ditemukan di mana-mana mulai dari stiker mobil hingga casing telepon seluler di Yordania, meskipun simbol dan gambar yang terkait dengan pemerintahannya dilarang di Irak itu sendiri.
Pada tanggal 20 Maret 2003, Presiden AS saat itu George W Bush meluncurkan Operasi "Pembebasan Irak" dengan invasi darat oleh 150.000 pasukan Amerika dan 40.000 pasukan Inggris, dengan dalih untuk menghancurkan senjata pemusnah massal yang diduga dimiliki Irak.
Saddam muncul untuk terakhir kalinya di depan umum pada 9 April, beberapa jam sebelum pengumuman jatuhnya Baghdad. Setelah memerintah Irak dengan tangan besi sejak 1979, Saddam bersembunyi hingga lokasinya ditemukan oleh pasukan Amerika delapan bulan kemudian. Ia kemudian diadili, dinyatakan bersalah dan digantung pada pagi hari 30 Desember 2006.
Di Irak, menampilkan foto atau slogan dari diktator yang terguling itu merupakan pelanggaran dan kadang-kadang masih ditangkap.
Pada Oktober lalu, empat orang ditahan di Provinsi Anbar, antara Baghdad dan perbatasan Yordania, karena "memujikan rezim yang sudah tidak berlaku selama perayaan Hari Nasional".
Namun di Yordania, banyak orang yang dengan penuh kasih sayang mengingat Saddam karena dukungannya terhadap Palestina, nasionalisme Arab, dan perlawanan terhadap intervensi Barat di Timur Tengah.
"Puluhan ribu orang Yordania lulus dari universitas-universitas Irak dalam berbagai bidang selama era Saddam dengan beasiswa gratis," kata anggota parlemen Khalil Attiyeh seperti dilaporkan France24, Sabtu (8/4/2023).
Baca Juga: 5 Peristiwa Penting 16 Juli: Saddam Hussein Jadi Presiden Irak
Ia mengatakan Saddam mendukung perlawanan Palestina, atau intifada, memberikan uang "kepada keluarga para martir Palestina dan membangun kembali rumah-rumah yang dihancurkan oleh musuh".
Attiyeh percaya bahwa adalah normal bagi "orang Yordania untuk mengaguminya dan tidak melupakannya, dan untuk menyimpan foto-fotonya, menunjukkan kesetiaan pada pemimpin pahlawan ini".
Salameh Blewi, 67, seorang kontraktor Yordania yang mengunjungi Baghdad tahun 1980-an, menyebut Saddam "seorang pemimpin Arab yang jujur dan terhormat, dengan posisi yang terhormat".
"Meskipun perang dengan Iran tahun 1980-1988, Irak adalah negara yang kaya, tetapi setelah Saddam, negara itu dirampok oleh orang-orang yang korup," kata Blewi.
Mantan perdana menteri Irak, Mustafa al-Kadhemi, mengatakan dalam wawancara televisi pada Maret lalu, "Sejak tahun 2003, uang yang terbuang percuma melebihi USD600 miliar."
Uang itu digunakan untuk "orang-orang korup dan partai yang berkuasa," tuduh Kadhemi.
Baca Juga: Kapal Pesiar Saddam Hussein Kini Jadi Tempat Minum Teh Nelayan, Sempat Jadi Simbol Kemewahan
Lembaga pengawas korupsi Transparency International menempatkan Irak sebagai salah satu dari 25 negara terkorup di dunia. Warisan kekejaman Saddam hanya sedikit memengaruhi pandangan banyak orang Yordania.
"Orang Yordania tahu Saddam Hussein adalah pemimpin Arab yang berani dan nasionalis yang mempertahankan kepentingan Arab dengan gagah berani. Kami semua mencintainya," kata Shaher Abu Sharkh, 67, yang menjual aksesori ponsel di Amman.
"Apa yang terjadi bukan jatuhnya rezim Saddam, tetapi jatuhnya Irak. Sayangnya, Irak berakhir setelah Saddam dan dihancurkan secara sistematis."
Zuhair Amleh, 70, menjual buku antik di lapangan Hashemite Plaza, Amman, "Sayangnya, Irak tidak bisa kembali seperti sediakala," katanya.
"Para penguasa Irak sekarang adalah penganut paham sektarian dan agen Iran," tambahnya. Invasi pada tahun 2003 memicu beberapa tahun kekerasan terparah dalam sejarah Irak.
Baca Juga: Raja Yordania, Presiden Mesir dan PM Irak Berkumpul di Baghdad Perkuat Hubungan
Kebanyakan milisi Syiah yang terlibat dalam kekerasan itu adalah lawan Saddam yang hidup di pengasingan, anggota partai Islam radikal, atau kelompok bersenjata yang berlindung di Iran dan bahkan berpihak pada Teheran dalam perang 1980-an.
"Alasan utama mengapa orang Yordania mencintai Saddam adalah karena mereka melihatnya sebagai pahlawan dan penyelamat yang memiliki misi untuk meningkatkan bangsa Arab dalam semua tingkat," kata Attiyeh seperti laporan France24.
Dia mengatakan Saddam adalah "satu-satunya pemimpin Arab yang mendirikan basis manufaktur militer, mulai dari peluru hingga rudal, dan mengebom entitas Zionis (Israel) dengan 39 rudal buatan Irak".
Setelah Operasi Badai Gurun yang dipimpin AS terhadap Irak dimulai pada tahun 1991, Irak mengebom Israel dengan rudal Scud.
"Jika dia masih hidup, banyak hal yang tidak akan terjadi," kata Nahas.
Dia menunjuk pada "kejahatan pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina... jatuhnya rezim Arab, perang di Suriah dan di Yaman, dan penghinaan yang saat ini dialami oleh orang Arab."
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : France24