> >

Senjata Nuklir Rusia Ditempatkan di Belarusia, Negara NATO Ini Minta Aliansi Tak Bereaksi Berlebihan

Kompas dunia | 3 April 2023, 09:49 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin. (Sumber: Mikhail Metzel, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

RIGA, KOMPAS.TV - Anggota NATO, Latvia,  meminta aliansi Barat itu tak bereaksi berlebihan atas sikap Rusia menempatkan senjata nuklir di Belarusia.

Presiden Rusia, Vladimir Putin mengungkapkan akan menempatkan senjata nuklir Rusia di Belarusia.

Belarusia sendiri merupakan sekutu dari Putin, yang mendukung serangannya ke Ukraina.

Menteri Luar Negeri Latvia, Edgars Rinkevics,  pun meminta agar NATO tak tak bereaksi berlebihan, mengingat Latvia berbagi perbatasan dengan Belarusia, dan juga Ukraina.

Baca Juga: Donald Trump Janjikan Pertempuran di Persidangan terkait Uang Tutup Mulut Bintang Film Porno

“Mari kita hadapi itu, senjata nuklir Rusia telah dikerahkan di Kaliningrad, dekat perbatasan kita, bahkan sebelum (invasi Rusia ke Krimea pada 2014) dimulai,” kata Rinkevics kepada CBS News.

“Saya akan melihat ini sebagai semacam alat tawar-menawar. Sesuatu untuk memeras masyarakat kita,” tambahnya.

 

Rikevics menegaskan ia tak akan mendramatisir langkah tersebut, tetapi ia meminta agar adanya sanksi tambahan terhadap Rusia dan Belarusia.

Ia pun menegaskan dirinya tak menganggap Belarusia merupakan negara berdaulat, melainkan sebuah distrik militer dari Rusia.

Rinkevics juga mengungkapkan harapannya agar NATO diperluas, ketika aliansi tersebut bertemu pada bulan Juli.

Ia mengatakan dirinya ingin melihat 32 anggota NATO pada pertemuan puncak di Lithuania, menyinggung usaha Finlandia dan Swedia untuk diratifikasi sebagai anggota baru aliansi tersebut.

Baca Juga: Rusia Jadi Presiden Dewan Keamanan PBB, Ukraina Akan Menjauh dari Badan Tersebut

Rinkevics pun mengatakan,  ia berharap bahwa aliansi itu bisa menyelesaikan masalah luar biasa sehingga Swedia juga dapat berpartisipasi.

Ia juga mengatakan dukungannya untuk Ukraina, yang terus menahan invasi Rusia, semakin kuat di negaranya.

Rinkevics juga mengatakan bahwa sekarang bukan waktunya untuk kesepakatan damai.

Menurutnya, negosiasi perdamaian hanya akan memungkinkan Rusia untuk berkumpul kembali, menjadi lebih kuat dan melanjutkan serangannya.

Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus

Sumber : CBS News


TERBARU