Bakhmut Hampir Terkepung dan Segera Jatuh ke Tangan Rusia, Pasukan Wagner Kasih Satu Jalan Keluar
Krisis rusia ukraina | 4 Maret 2023, 03:05 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV – Pasukan Rusia dan pasukan bayaran Wagner mengepung rute akses terakhir menuju kota Ukraina yang terkepung, Bakhmut, hari Jumat, (3/3/2023) seperti laporan Straits Times. Ini adalah momen kemenangan besar pertama Rusia setelah setengah tahun pertempuran sengit dalam perang di wilayah tersebut.
Yevgeny Prigozhin, pemimpin pasukan bayaran Wagner Rusia, mengumumkan lewat video hari Jumat, pasukannya “mengepung” kota Ukraina Bakhmut dan pasukan Kiev cuma punya satu jalan keluar.
Wartawan internasional di sebelah barat kota seperti dikutip Straits Times melaporkan, pasukan Ukraina sedang membuat parit pertahanan baru, sementara komandan unit drone Ukraina yang berada di dalam kota selama beberapa bulan mengatakan dia diperintahkan untuk mundur.
Pasukan Prigozhin memimpin serangan di Ukraina timur selama beberapa bulan, dan Moskow menganggap Bakhmut, yang disebut dengan nama era Soviet-nya, Artemovsk, sebagai batu loncatan penting untuk merebut kota-kota besar seperti Kramatorsk dan Sloviansk.
Bakhmut, yang dulunya dikenal karena tambang garam dan anggur berkilau, menjadi tempat pertempuran terpanjang dan paling berdarah dalam serangan ini.
Prigozhin, yang mengenakan seragam militer dalam video tersebut, meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk menarik pasukannya dari Bakhmut.
Baca Juga: Zelenskyy Sebut Rusia Gagal Hancurkan Rakyat Ukraina dengan Musim Dingin: Kami Melewati Masa Sulit
“Pasukan Wagner hampir mengepung Bakhmut. Hanya satu jalan yang tersisa (terbuka bagi pasukan Ukraina). Penjepit semakin ketat,” katanya.
Prigozhin mengatakan pasukannya semakin banyak berperang melawan orang tua dan anak-anak daripada tentara profesional Ukraina.
Dalam video itu, Prigozhin memperlihatkan tiga warga Ukraina yang ditangkap, seorang pria tua dan dua anak laki-laki, yang tampak ketakutan dan meminta izin untuk pulang.
Mereka terlihat berbicara dalam apa yang terlihat seperti penampilan yang diatur dengan sangat ketat.
“Mereka berjuang, tapi masa hidup mereka di Bakhmut sekarang sangat pendek, satu atau dua hari... Beri mereka kesempatan untuk meninggalkan kota,” kata Prigozhin.
Hari Kamis, Prigozhin juga merilis sebuah video yang memperlihatkan para pejuangnya di dalam Bakhmut. Media internasional melakukan geolokasi video tersebut dan berlokasi di sebelah timur Bakhmut, sekitar 2km dari pusat kota.
Kiev merebut kembali wilayah yang luas pada paruh kedua tahun 2022, tetapi pasukannya berada dalam posisi defensif selama tiga bulan.
Baca Juga: Bos Wagner Sebut Pasukan Ukraina Bertahan dengan Hebat di Bakhmut, Pertempuran Makin Brutal
Ukraina berjanji untuk membela "benteng Bakhmut", tetapi mereka menghadapi pasukan Rusia yang bertekad merebut kota tersebut, yang penting secara simbolis, melebihi pentingnya secara militer.
Para pejabat Ukraina mengatakan pertempuran semakin sulit setelah Rusia merebut beberapa desa di dekat Bakhmut dalam beberapa minggu terakhir.
Pejabat Ukraina mengatakan hanya sekitar 4.500 orang yang tinggal di kota yang hancur itu, yang sebelum konflik memiliki populasi sekitar 70.000 orang.
Volodymyr Nazarenko, wakil komandan di Garda Nasional Ukraina, mengatakan kepada Radio NV Ukraina bahwa situasinya "kritis", dengan pertempuran yang berlangsung "sepanjang waktu".
"Mereka tidak memperhitungkan kerugian mereka dalam mencoba merebut kota. Tugas pasukan kami di Bakhmut adalah menyebabkan kerugian sebanyak mungkin pada musuh. Setiap meter tanah Ukraina mengorbankan ratusan nyawa musuh," katanya.
"Kami membutuhkan amunisi sebanyak mungkin. Ada banyak orang Rusia di sini daripada amunisi yang kami miliki untuk menghancurkan mereka."
Komandan unit drone Ukraina yang aktif di Bakhmut, Robert Brovdi, yang dikenal dengan nama "Madyar", mengatakan dalam sebuah video yang diposting di media sosial bahwa unitnya diperintahkan oleh militer untuk segera mundur dari kota.
Dia mengatakan bertempur di sana selama 110 hari, dan tidak memberikan alasan untuk perintah tersebut.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Straits Times