China Kembali Menolak Mengutuk Invasi Rusia ke Ukraina, Pertemuan G20 Berakhir Buntu
Krisis rusia ukraina | 26 Februari 2023, 09:25 WIBNEW DELHI, KOMPAS.TV - Pertemuan Menteri Keuangan G20 di India berakhir buntu, setelah China menolak mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.
Pertemuan yang dilakoni Sabtu (25/2/2023) itu, telah gagal mencapai kesepakatan terkait pernyataan penutupan pada pertemuan tersebut karena sikap China itu.
Beijing menolak menerima bagian dari pernyataan G20 yang menyesalkan agresi Rusia dalam istilah terkuat.
Sikap China tersebut muncul setelah pada pekan ini terbit rencana untuk mengakhiri konflik yang dipandang oleh beberapa orang sebagai pro-Rusia.
Baca Juga: Model Hong Kong Abby Choi Tewas Dimutilasi, Mantan Suami dan Ayah Mertua pun Ditangkap
India yang menjadi tuan rumah pembicaraan G20 pada pekan ini di kota selatan Bengaluru, mengeluarkan ringkasan pertemuan tersebut.
Pertemuan itu mencatat ada penilaian berbeda tentang situasi di Ukraina, dan tentang sanksi yang dikenakan pada Rusia.
Dikutip dari BBC, sebuah catatan kaki dalam pertemuan itu mengatakan bahwa dua paragraf yang merangkum perang itu disetujui oleh semua negara anggota kecuali Rusia dan China.
Paragraf tersebut diadaptasi dari Deklarasi Pemimpin G20 Bali pada November, dan mengkritik sekeras-kerasnya agresi oleh Federasi Rusia ke Ukraina.
Setelah menegaskan memilih netral, China telah meningkatkan upaya diplomasi seputar konflik dalam beberapa pekan terakhir.
Pada pekan ini diplomat tinggi Wang Yi berkeliling Eropa, yang berpuncak pada sambutan hangat dari Presiden Rusia, Vladimir Putin di Moskow.
China juga telah mempublikasikan 12 poin rencana untuk mengakhiri perang di Ukraina yang mana meminta pembicaraan perdamaian dan menghormati kedaulatan nasional.
Namun pada 12 poin tersebut tidak secara spesifik mengatakan Rusia untuk menarik pasukan dari Ukraina, tak mengutuk invasi Rusia.
Setelah pertemuan G20, pejabat senior India, Ajay Seth mengatakan bahwa perwakilan Rusia dan China tak setuju kata-kata Ukraina.
“Mandat mereka adalah menangani masalah ekonomi dan keuangan,” katanya.
Baca Juga: Uni Eropa Sanksi Tentara Bayaran Rusia Wagner, Akibat Pelanggaran HAM di Afrika dan Ukraina
“Di sisi lain, 18 negara lainnya merasa perang telah memiliki implikasi untuk ekonomi global dan perlu disebutkan,” tambah Seth.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengungkapkan bahwa mereka menyesali fakta bahwa aktivitas dari G20 masih melanjutkan destabilisasi oleh kolektif Barat dan digunakan sebagai anti-Rusia.
Mereka menuduh Amerika Serikat, Uni Eropa (UE) dan negara G7 telah memeras dengan jelas. Selain itu juga mendesak mereka untuk mengakui realitas objektif multipolar dunia.
Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto
Sumber : BBC