Pekerja Medis di Lokasi Gempa Suriah Wilayah Idlib Kewalahan, Berharap Sedikit Saja Rasa Kemanusiaan
Abc australia | 17 Februari 2023, 04:05 WIBIDLIB, KOMPAS.TV - Pekerja medis di Idlib Suriah kewalahan merawat ribuan korban selamat gempa Suriah, kekurangan suplai medis dan bantuan obat-obatan, berharap sedikit saja rasa kemanusiaan.
Tekanan semakin meningkat pada dokter dan staf di Provinsi Idlib setelah gempa besar itu menyebabkan kerusakan yang luas pada rumah sakit dan fasilitas medis.
"Jumlah individu terluka yang masuk selama 24 jam pertama melebihi kapasitas semua rumah sakit dan pusat medis," kata Dr. Zuhair Al-Qarat, dari direktorat kesehatan Idlib kepada Arab News, Kamis (16/2/2023).
Sekitar 12 hingga 16 fasilitas medis, rumah sakit, dan pusat medis rusak parah dalam bencana itu, menurut Al-Qarat. Beberapa staf bekerja di ruang penyimpanan yang kosong dan bergantung pada sedekah dari warga setempat, individu, dan lembaga yang ada.
"Mengenai bantuan internasional, yang diberikan oleh badan-badan PBB pada umumnya, terlambat lima atau enam hari. Bahkan sekarang, ketika bantuan mencapai Suriah bagian barat laut, hampir tidak mencakup 5 hingga 10 persen dari kebutuhan," katanya.
PBB menghadapi badai kritik atas apa yang beberapa pengamat katakan sebagai respons lamban gempa bumi di Suriah.
Personel medis di Suriah barat laut menghadapi krisis kesehatan bahkan sebelum gempa melanda. Perang selama 12 tahun di negara itu membuat fasilitas medis kewalahan mengatasi, sehingga semakin sulit untuk merespons bencana gempa bumi.
Dr. Omar Ali, seorang ahli pediatri di Rumah Sakit Sham di Idlib, mengatakan kepada Arab News, "Kebanyakan rumah sakit bekerja dengan kapasitas 200, 300, dan bahkan 400 persen ketika datang ke penerimaan dan jumlah tempat tidur rumah sakit yang mereka miliki."
Baca Juga: PBB Peringatkan Jumlah Korban Tewas Gempa Suriah akan Meningkat Tajam
Omar Ali mengatakan stafnya bekerja tanpa henti, dengan departemen kebidanan hanya satu contoh pengorbanan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/France24