> >

Lima Hari Berlalu, Korban Selamat Terus Ditemukan di Reruntuhan Gempa Turki dan Suriah

Kompas dunia | 11 Februari 2023, 20:22 WIB
Upaya menyelamatkan korban yang masih hidup di bawah reruntuhan gempa Turki dan Suriah. Foto berlokasi di Hatay, Turki, Kamis, (9/2/2023). Korban selamat terus ditemukan di reruntuhan gempa Turki dan Suriah hari Sabtu, (11/2/2023), sementara harapan menipis untuk menemukan yang masih hidup di bawah reruntuhan setelah hampir seminggu tertimbun. (Sumber: AP Photo)

Baca Juga: Keluarga Pengungsi Perang Suriah Makamkan Sang Ibu yang Jadi Korban Gempa

Keajaiban terus muncul di tengah reruntuhan gempa Turki dan Suriah. Seorang bayi berusia 10 hari ditemukan hidup di kota selatan Hatay setelah 90 jam tertimbun. (Sumber: Anadolu)

Tim penyelamat beralih ke kamera termal untuk membantu mengidentifikasi kehidupan di tengah puing-puing, tanda lemahnya korban selamat yang tersisa.

Saat bantuan terus berdatangan, kelompok beranggotakan 99 orang dari tim bantuan medis Angkatan Darat India mulai merawat yang terluka di rumah sakit lapangan sementara di kota selatan Iskenderun, tempat rumah sakit utama dihancurkan.

Seorang laki-laki, Sukru Canbulat, dibawa ke rumah sakit dengan kursi roda, kaki kirinya terluka parah dengan memar yang dalam, luka memar dan robekan.

Meringis kesakitan, dia mengatakan dirinya diselamatkan dari gedung apartemennya yang runtuh di kota dekat Antakya beberapa jam setelah gempa pada Senin. 

Namun setelah menerima pertolongan pertama dasar, dia dibebaskan tanpa mendapatkan perawatan yang layak atas luka-lukanya.

Rumah sakit di Antakya, katanya, kelebihan beban, dan dia datang ke rumah sakit lapangan India di Iskenderun untuk akhirnya mengatasi lukanya.

″Saya menguburkan (semua keluarga saya yang meninggal), lalu saya datang ke sini,'' kata Canbulat, menghitung kerabatnya yang telah meninggal, "Anak perempuan saya meninggal, saudara laki-laki saya meninggal, bibi saya dan anak perempuannya meninggal, dan istri dari putranya yang hamil hampir 9 bulan."

Baca Juga: Kondisi Sulit dan Suhu Dingin Buat Tim SAR Kelelahan Evakuasi Korban Gempa Turki

Korban selamat gempa Turki dan Suriah di lokasi pengungsian Gaziantep, Jumat, (10/2/2023) membakar api unggun di tengah suhu beku, (Sumber: AP Photo)

Suhu tetap di bawah titik beku di seluruh wilayah yang luas, dan banyak orang tidak punya tempat berlindung. Pemerintah Turki telah mendistribusikan jutaan makanan hangat, serta tenda dan selimut, namun masih berjuang untuk menjangkau banyak orang yang membutuhkan.

Bencana tersebut menambah penderitaan di wilayah yang dilanda perang saudara Suriah selama 12 tahun, yang membuat jutaan orang mengungsi dan bergantung pada bantuan. Pertempuran itu mengirim jutaan lainnya untuk mencari perlindungan di Turki.

Konflik tersebut mengisolasi banyak wilayah Suriah dan mempersulit upaya bantuan. Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB mengatakan konvoi bantuan terkait gempa pertama menyeberang dari Turki ke barat laut Suriah hari Jumat, sehari setelah pengiriman bantuan yang direncanakan sebelum bencana tiba.

Badan pengungsi PBB memperkirakan sebanyak 5,3 juta orang kehilangan tempat tinggal di Suriah. Sivanka Dhanapala, perwakilan negara di Suriah untuk UNHCR, mengatakan kepada wartawan hari Jumat bahwa badan tersebut berfokus pada penyediaan tenda, terpal plastik, selimut termal, alas tidur, dan pakaian musim dingin.

Presiden Bashar Assad dan istrinya mengunjungi korban gempa yang terluka di sebuah rumah sakit di kota pesisir Latakia, basis dukungan bagi pemimpin Suriah itu.

TV pemerintah Suriah mengatakan Assad dan istrinya Asma hari Sabtu pagi mengunjungi Duha Nurallah, 60 tahun, dan putranya Ibrahim Zakariya, 22 tahun, yang ditarik keluar hidup-hidup pada malam sebelumnya dari bawah reruntuhan sebuah bangunan di kota pantai terdekat Jableh, lima hari setelah gempa.

Sehari sebelumnya, Assad berkeliling kota utara Aleppo.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Associated Press/NTVHurriyet/Haber Turk


TERBARU