> >

Junta Militer Mali Usir Kepala HAM PBB Usai Kecam Kondisi Keamanan, Dituding Destabilisasi

Kompas dunia | 6 Februari 2023, 10:01 WIB
Junta militer yang berkuasa di Mali hari Minggu, (5/2/2023) mengumumkan mereka mengusir kepala divisi hak asasi manusia MINUSMA, misi PBB di sana, dan memberinya waktu 48 jam untuk hengkang dari negara itu (Sumber: France24)

MINUSMA didirikan tahun 2013 untuk mencoba menstabilkan Mali dalam menghadapi meningkatnya ancaman dari para pejuang kelompok ekstrem yang mengatasnamakan Islam.

Misi MINUSMA juga mencakup perlindungan warga sipil, berkontribusi pada upaya perdamaian dan membela hak asasi manusia.

Meskipun mandatnya diperbarui pada tahun 2019, situasi keamanan yang memburuk menimbulkan pertanyaan di Mali dan luar negeri tentang manfaat misi PBB bila diteruskan.

Beberapa negara yang pernah berkontribusi untuk MINUSMA telah menarik diri atau sedang merencanakan penarikan pasukan. Mereka termasuk Prancis dan Pantai Gading, yang keduanya sedang mengalami gesekan diplomatik besar dengan rezim militer Mali.

Negara-negara lain termasuk Mesir, Jerman dan Swedia telah menarik diri dari misi tersebut atau mengumumkan bahwa mereka akan melakukannya.

Kementerian pertahanan Jerman Senin lalu mengatakan tentaranya akan ditarik keluar pada Mei 2024 karena tidak masuk akal untuk tetap tinggal ketika pasukan tidak dapat memenuhi misi mereka.

Ketegangan antara otoritas Mali dan misi PBB meningkat dengan berkuasanya junta militer, yang merebut kekuasaan dua tahun lalu dan berjanji akan mengatasi ancaman kelompok ekstrem.

Namun situasi keamanan terus memburuk di negara Afrika barat itu.

Rezim militer telah berulang kali memblokir upaya MINUSMA untuk menyelidiki laporan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh angkatan bersenjata.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/France24


TERBARU