Pemimpin Kudeta Militer Terakhir Pakistan Pervez Musharraf Meninggal Dunia
Kompas dunia | 5 Februari 2023, 17:54 WIBISLAMABAD, KOMPAS.TV - Mantan presiden sekaligus pemimpin kudeta militer terakhir di Pakistan, purnawirawan Jenderal Pervez Musharraf, meninggal dunia dalam kondisi eksil di Dubai, Uni Emirat Arab, Minggu (5/2/2023). Musharraf meninggal dunia pada usia 79 tahun.
Musharraf, mantan komandan pasukan khusus Pakistan, menjadi presiden usai memimpin kudeta tanpa darah pada 1999. Kudeta Musharraf mengakhiri rentetan peristiwa kudeta di Pakistan sejak negara itu merdeka pada 1947.
Selama berkuasa di Islamabad, Musharraf menyeret Pakistan ke dalam perang di Afghanistan dengan membantu invasi Amerika Serikat (AS) ke negara tetangganya itu untuk menumpas Taliban.
Kepemimpinannya juga diwarnai skandal proliferasi nuklir, tensi dengan India, serta pemberontakan kelompok Islamis.
Baca Juga: Terungkap, Pelaku Bom Bunuh Diri Masjid Pakistan Menyamar Jadi Polisi dan Dibantu Orang Dalam
Pervez Musharraf mengundurkan diri sebagai presiden Pakistan pada 18 Agustus 2008 lalu, usai diancam gerakan pemakzulan yang digawangi Partai Liga Muslim Nasional Pakistan (PMLN), partai yang dipimpin Nawaz Sharif, pemimpin Pakistan yang didepak Musharraf lewat kudeta.
Kendati sempat ingin kembali ke kancah politik Pakistan pada 2012, Musharraf terpaksa tinggal di Dubai untuk menghindari tuntutan pengadilan di Pakistan.
Saat kembali ke Islamabad pada 2012, alih-alih diizinkan berkampanye, Musharraf justru ditangkap otoritas Pakistan. Penangkapan ini pun mengejutkan banyak pihak karena jenderal militer seakan kebal hukum di Pakistan.
Jaksa menuntutnya dengan dugaan pengkhianatan karena insiden penyerbuan Mahkamah Agung Pakistan pada 2007 silam.
Musharraf juga menghadapi dakwaan lain yang berasal dari insiden penyerbuan Masjid Merah Islamabad dan pembunuhan mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto.
Akan tetapi, Pakistan mengizinkan Musharraf kembali ke Dubai untuk menjalani perawatan kesehatan.
Selama hidupnya, Musharraf menganut fatalisme tentara usai dua kali menjadi sasaran pembunuhan milisi Islamis.
"Saya telah menghadapi kematian dan melanggarnya beberapa kali karena nasib, dan takdir, selalu tersenyum kepada saya," tulis Musharraf suatu ketika, dikutip Associated Press.
"Saya hanya berdoa agar saya memiliki lebih banyak nyawa dari (pepatah) sembilan nyawa kucing yang terkenal itu," lanjutnya.
Walaupun selamat dari serangan kelompok Islamis, Musharraf nyatanya tidak selamat dari penyakit.
Pihak keluarga mengumumkan mantan presiden itu mengalami amiloidosis, kondisi penumpukan protein di organ tubuh.
Baca Juga: Ini Perkara di Balik Perlawanan Maut Taliban Pakistan yang Membunuh Hampir 60 Warga Sipil
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press