> >

Wagner Group dan Tentara Pemerintah Diyakini Eksekusi Ratusan Orang, Tebar Kejahatan Perang di Mali

Kompas dunia | 1 Februari 2023, 22:00 WIB

Foto tanpa keterangan tanggal ini memperlihatkan tiga orang tentara bayaran Rusia di utara Mali. Wagner Group Rusia, perusahaan militer swasta pimpinan Yevgeny Prigozhin, miliuner yang punya hubungan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, memainkan peran utama dalam konflik di Ukraina. Wagner Group juga mengerahkan personelnya ke Suriah, Republik Afrika Tengah, Libya, dan Mali. (Sumber: Militer Prancis via AP, File).

BAMAKO, KOMPAS.TV - Sekelompok pakar hak asasi manusia independen yang bekerja dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak dimulainya investigasi atas tindakan kelompok tentara bayaran asal Rusia, Wagner Group dan Angkatan Bersenjata Mali.

Pada Selasa (31/1/2023), sekelompok pakar itu menyebut terdapat "laporan kredibel" bahwa Wagner Group dan tentara Mali melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di negara Afrika Barat itu.

Baca Juga: AS Tetapkan Kelompok Wagner Organisasi Kejahatan Transnasional, Pendukungnya Juga bakal Kena Sanksi

Belasan pakar yang menelisik dugaan kejahatan perang di Mali itu menyebut banyak kesaksian mengenai "eksekusi mengerikan, kuburan massal, tindakan penyiksaan, pemerkosaan, dan kekerasan seksual" serta bentuk kejahatan lain selama dua tahun terkini yang dilakukan tentara pemerintah dan "sekutu mereka" (Wagner Group) di kawasan Mopti, tengah Mali dan berbagai wilayah lain.

"Kami khususnya khawatir dengan laporan-laporan kredibel bahwa selama beberapa hari pada akhir Maret 2022, tentara Mali ditemani personel militer yang diyakini bekerja untuk Wagner Group, mengeksekusi ratusan orang yang dikumpulkan di Moura, tengah Mali," demikian bunyi pernyataan para pakar itu dikutip Associated Press.

Sekelompok pakar itu mengaku "terganggu dengan dugaan meningkatnya alih daya fungsi-fungsi militer tradisional ke apa yang disebut Wagner Group di berbagai operasi militer."

Pejabat negara-negara Barat sendiri menyatakan bahwa ratusan kombatan Wagner telah bekerja di Mali sejak lebih dari setahun lalu. Bamako menugaskan tentara bayaran membantu operasi memberantas pemberontakan kelompok-kelompok ekstremis Islam di Mali.

Berbagai organisasi hak asasi manusia, diplomat, dan analis menyebut kekerasan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil terus meningkat sejak Wagner Group bertempur di Mali.

Di lain sisi, mereka mengingatkan bahwa kelompok-kelompok ekstremis yang terkait Al-Qaeda dan ISIS semakin kuat usai kedatangan kombatan Wagner.

Sekelompok pakar yang mengusut tentara pemerintah dan Wagner Group di Mali ini diberi mandat oleh Dewan HAM PBB untuk membantu memantau dugaan-dugaan pelanggaran hak asasi manusia di seluruh dunia.

Baca Juga: Serangan Artleri Ukraina Disebut Tewaskan Ratusan Tentara Bayaran Rusia, Hanya Satu Orang Selamat

 

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU