Dahsyat, Justin Bieber Jual Hak Penerbitan Musik dan Katalog Rekaman Senilai Rp3 Triliun
Kompas dunia | 25 Januari 2023, 07:40 WIBNEW YORK, KOMPAS.TV - Raksasa pop Justin Bieber dilaporkan menjual penerbitan musik dan katalog rekamannya ke Hipgnosis Songs Capital yang didukung Blackstone seharga USD200 juta atau hampir Rp3 triliun.
Hal itu diungkap Hipgnosis Songs Capital pada Selasa (24/1/2023), seperti laporan France24.
Penjualan hak penerbitan dan katalog rekaman itu sudah menjadi desas-desus panas selama berminggu-minggu, dan kini membuat artis berusia 28 tahun itu bergabung dengan musisi yang baru-baru ini menguangkan katalog mereka.
Hipgnosis tidak mengungkapkan secara terbuka syarat-syarat kesepakatan itu, tetapi seorang sumber yang dekat dengan masalah tersebut mengatakan bahwa nilainya sekitar USD200 juta.
Bintang-bintang kontemporer termasuk Justin Timberlake dan Shakira telah menjual saham besar dalam hak musik mereka, di mana keduanya juga membuat kesepakatan dengan Hipgnosis.
Langkah tersebut sebagian besar juga terlihat di antara seniman gaek seperti Bob Dylan dan Bruce Springsteen.
Baca Juga: Sting Jual Seluruh Katalog Karya Musiknya ke Universal Music, Segini Nilainya
Jumlah yang Mengejutkan
Hak penerbitan musik dan katalog rekaman Bruce Springsteen dibeli Sony dengan harga setengah miliar dolar. Langkah ini dianggap sebagai taruhan yang amat baik untuk artis tua agar bisa mengatur keuangan mereka.
Selain itu investor juga dapat mengandalkan pengembalian modal dan cuan yang konsisten dari musik yang telah teruji waktu, di antaranya melalui streaming.
Katalog yang lebih muda dipandang sebagai wilayah yang lebih berisiko, tetapi Bieber adalah salah satu artis terlaris sepanjang masa, dan sekarang Hipgnosis punya andil dalam beberapa hit terbesar abad ke-21 termasuk "Baby" dan "Sorry."
Hipgnosis Songs Capital adalah usaha senilai USD1 miliar antara raksasa finansial Blackstone dan British Hipgnosis Song Management.
Menurut kesepakatan itu, Hipgnosis memperoleh hak cipta penerbitan Bieber untuk katalog belakang berisi 290 lagunya, semua musiknya dirilis sebelum 31 Desember 2021, termasuk bagian penulisnya.
Ini juga mencakup hak artis atas rekaman masternya yang menggiurkan serta hak royalti, hak yang membuat pemiliknya menerima pembayaran setiap kali sebuah lagu diputar untuk umum.
Tapi sementara Hipgnosis akan menerima pendapatan. Universal di mana Bieber tergabung, akan terus mengelola katalog, seperti laporan Variety.
Baca Juga: Universal Music Publishing Borong Seluruh Katalog Lagu Bob Dylan
Luar Biasa
Setelah talentanya ditemukan di YouTube saat remaja, Bieber meroket ke ketenaran global, menjual lebih dari 150 juta rekaman.
Bieber menghasilkan delapan rekaman nomor satu di daftar album teratas Billboard, dan lagu-lagunya diputar di Spotify lebih dari 32 miliar kali.
"Dampak Justin Bieber pada budaya global selama 14 tahun terakhir benar-benar luar biasa," kata kepala Hipgnosis Merck Mercuriadis, seorang eksekutif lama industri musik, dalam sebuah pernyataan.
"Di usianya yang baru 28 tahun, dia adalah salah satu dari segelintir artis yang menentukan di era streaming yang telah merevitalisasi seluruh industri musik, membawa penonton yang setia dan mendunia bersamanya dalam perjalanan dari fenomena remaja menjadi artis yang penting secara budaya."
Kesehatan Bieber telah menurun baru-baru ini, dengan sang bintang melakukan hiatus tur yang tidak terbatas setelah dia mengungkapkan telah didiagnosis dengan Ramsay Hunt Syndrome, komplikasi herpes zoster yang langka yang baginya menyebabkan kelumpuhan sebagian wajah.
Baca Juga: Festival Musik Coachella Jual NFT, Bisa Jadi Tiket Seumur Hidup
Aset yang Menguntungkan
Katalog musik selalu berpindah tangan, tetapi ledakan penjualan penerbitan saat ini meningkat pesat, dengan pasar keuangan semakin tertarik pada portofolio musik yang menguntungkan sebagai aset.
Hipgnosis Mercuriadis, yang go public di London Stock Exchange tahun 2018, berperan besar dalam mempublikasikan lonjakan penjualan.
Sektor ini tampak mendingin selama setahun terakhir, tetapi kesepakatan Bieber menunjukkan investor masih haus akan akuisisi di bidang musik.
Bersama dengan Springsteen dan Dylan, kesepakatan besar di seluruh industri termasuk karya Sting, Stevie Nicks, Paul Simon, Motley Crue, The Red Hot Chili Peppers dan David Bowie serta Leonard Cohen.
Pemilik hak penerbitan lagu menerima bayaran dalam sejumlah skenario, termasuk pemutaran dan streaming radio, penjualan album, dan penggunaan dalam iklan dan film. Hak rekaman mengatur reproduksi dan distribusi.
Kesibukan penjualan datang di tengah percakapan yang lebih luas tentang kepemilikan artis atas karya, sebagian besar diperkuat oleh Taylor Swift, yang sukses besar saat dia merekam ulang enam album pertamanya sehingga dia dapat mengontrol hak rekaman master mereka.
Langkah itu berasal dari perseteruan Swift dengan Scooter Braun, manajer musik yang perusahaannya pernah memiliki master aslinya, dan kemudian menjualnya ke perusahaan investasi Shamrock Holdings.
Braun menjadi manajer Bieber selama 15 tahun, dan dalam sebuah pernyataan mengatakan, "Ketika Justin membuat keputusan untuk membuat kesepakatan katalog, kami dengan cepat menemukan mitra terbaik untuk melestarikan dan menumbuhkan warisan yang luar biasa ini adalah Merck dan Hipgnosis."
"Justin benar-benar artis sekali dalam satu generasi dan itu tercermin dan diakui oleh besarnya kesepakatan ini."
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Straits Times