Tambang Uranium Kim Jong-Un untuk Senjata Nuklir Runtuh, Ketahuan dari Foto Satelit
Kompas dunia | 20 Januari 2023, 16:44 WIBPYONGYANG, KOMPAS.TV - Sebuah tambang uranium Korea Utara dilaporkan runtuh dan mengalami kerusakan yang cukup parah.
Runtuhnya tambang uranium tersebut diketahui berkat foto satelit luar angkasa.
Tambang uranium Pyongsan merupakan sumber utama bahan baku nuklir bagi pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.
Bijih uranium dari tambang tersebut dapat disuling menjadi bubuk yang disebut 'kue kuning', dan kemudian diproses menjadi uranium tingkat senjata.
Baca Juga: Terungkap, Ternyata Ini Sebab Kim Jong-Un Selalu Bawa Toilet Pribadi, Cegah Kotorannya Dicuri
Analis lepas, Jacob Bogle, yang membuat peta satelit komprehensif Korea Utara, melihat runtuhnya tambang Pyongsan dari foto satelit terbaru.
“Tambang Pyongsan berada di bawah tanah, jadi satu-satunya aspek yang terlihat darinya adalah pintu masuk terowongan, fasilitas permukaan seperti peralatan penghancur, dan tumpukan baru bara,” kata Bogle, seperti dilansir Metro, Kamis (19/1/2023).
“Namun, apa yang terlihat dari tambang itu adalah serangkaian lubang tak beraturan tanpa aktivitas terkait, tak ada truk, tak ada ekskavator ember, dan tak ada yang menunjukkan bahwa itu dibuat untuk memfasilitasi penambangan,” ujarnya.
Bogle memperkirakan pola keruntuhan baru-baru ini, memperlihatkan bahwa area yang telah ditambang kehilangan dukungan strukturalnya.
Baca Juga: Netanyahu Bertemu Anak Buah Biden, Usaha Muluskan Normalisasi Hubungan Israel dan Arab Saudi
Namun berdasarkan ukuran tambang, Bogle memperkirakan kemungkinan tak ada gangguan untuk pasokan uranium.
Ia juga menunjukkan ada poros aktif hanya sekitar 230 meter dari bagian yang telah runtuh, dan baru-baru ini telah diperbarui untuk aktivitas yang lebih besar.
“Kim Jong-un mengumumkan pada Desember, dirinya ingin membangun lebih banyak senjata nuklir. Untuk itu lebih banyak bijih harus ditambang dari Pyongsan,” tuturnya.
“Mengingat rekam jejak area tersebut, itu hanya berarti lebih banyak kecelakaan dan keruntuhan karena semakin banyak material yang dipindahkan untuk diproses,” tambah Bogle.
Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Metro