Presiden Peru Dina Boluarte Diselidiki Lakukan Genosida, Gegara 40 Orang Tewas dalam Demonstrasi
Kompas dunia | 12 Januari 2023, 12:30 WIBLIMA, KOMPAS.TV - Presiden Peru Dina Boluarte diselidiki atas dugaan genosida karena puluhan orang tewas dalam demonstrasi berdarah di negara itu.
Dilaporkan 40 orang tewas setelah demonstrasi anti-pemerintah, yang ditanggapi otoritas dengan tindakan kekerasan pada Desember lalu.
Selain itu, dilaporkan ratusan orang terluka karena kekerasan yang terjadi pada demonstrasi tersebut.
Dilansir dari The Guardian, Kejaksaan Agung Peru mengungkapkan pada Selasa (10/1/2023) mereka telah meluncurkan investigasi dugaan genosida kepada Boluarte dan anggota kabinetnya.
Baca Juga: Iran Bakal Eksekusi Mati Eks Pejabat yang Dituduh Mata-mata Inggris, Tukar Rahasia Negara dengan Ini
Penyelidikan itu dilakukan setelah sekitar 17 warga sipil tewas di wilayah Puno, selatan Peru, Senin (9/1/2023).
Kekerasan pun berlanjut pada Selasa, setelah seorang polisi tewas usai mobilnya dibakar massa.
Dengan begitu, jumlah tewas karena kekerasan atas protes dilengserkannya mantan Presiden Pedro Castillo sejak awal Desember menjadi 40 orang.
Kantor Kejaksaan Agung Peru mengungkapkan mereka telah menyelidiki Boluarte, Perdana Menteri Alberto Otarola, Menteri Pertahanan Jorge Chavez dan Menteri Dalam Negeri Victor Rojas.
Mereka diinvestigasi dengan dakwaan genosida, pemubunuhan yang memenuhi syarat dan cedera serius.
Kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) menuduh pihak berwenang menggunakan senjata api pada pengunjuk rasa dan menjatuhkan bom asap dari helikopter.
Tentara mengatakan pengunjuk rasa telah menggunakan senjata dan bahan peledak rakitan.
Kanto Jaksa Agung Peru mengatakan juga akan menyelidiki mantan Perdana Menteri Pedro Angulo dan mantan Mentedri Dalam Negeri Cesar Cervantes.
Keduanya bertugas di bawah Boluarte hanya beberapa pekan, dan diperiksa dalam keterlibatan mereka menangani demonstrasi.
Baca Juga: Demonstran di Peru Bakar Polisi Hidup-Hidup sampai Mati
Kantor kepresidenan dan kementerian belum merespons permintaan untuk berkomentar tentang masalah ini.
Peru membara setelah Castillo dimakzulkan dan ditangkap setelah berusaha membubarkan kongres.
Pemakzulan Castillo pun memicu gelombang protes di seluruh negara.
Mereka meminta agar Boluarte mengundurkan diri, membubarkan kongres, dan meminta perubahan konstitusi dan pembebasan Castillo.
Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : The Guardian