Rusia Lancarkan Serangan Habis-habisan ke Ukraina Timur, Jalanan Penuh Mayat Bergelimpangan
Krisis rusia ukraina | 10 Januari 2023, 13:28 WIBZelensky juga tampaknya mengandalkan pengamanan senjata yang lebih canggih dari mitra Barat Ukraina untuk menangkal serangan dan akhirnya mengusir pasukan Rusia.
Pada hari Senin, Zelenskyy melanjutkan upaya diplomatik, berbicara dengan Peter Fiala, Perdana Menteri Republik Ceko, ketua 27 anggota Uni Eropa saat ini.
“Saya yakin tentara kita di garis depan akan mendapatkan senjata dan perlengkapan ini. Sebentar lagi,” katanya.
Baca Juga: Zelenskyy Tiba-Tiba Kunjungi Bakhmut, Disebut Titik Terpanas Pertempuran Rusia-Ukraina
Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat semuanya berjanji minggu lalu untuk mengirim kendaraan tempur lapis baja, memenuhi permintaan lama Ukraina.
Inggris sedang mempertimbangkan untuk memasok Ukraina dengan tank untuk pertama kalinya, seperti laporan Sky News mengutip sumber Barat. Kementerian Pertahanan Inggris tidak berkomentar atas berita tersebut.
Analis militer mengatakan manfaat militer strategis bagi Rusia dengan merebut Bakhmut dan Soledar akan terbatas.
Taras Berezovets, seorang jurnalis Ukraina, komentator politik dan perwira tentara Ukraina, mengatakan menduduki Soledar tidak masuk akal, kecuali sebagai kemenangan pribadi untuk Prigozhin, yang bagaimanapun, akan lebih mudah diduduki daripada Bakhmut.
“Ini perang pribadinya,” kata Berezovets di YouTube.
Seorang pejabat AS mengatakan Prigozhin mengincar garam dan gipsum dari tambang, yang diyakini terbentang lebih dari 100 mil di bawah tanah dan berisi gua-gua berskala auditorium.
Baca Juga: Pengakuan Mantan Komandan Perang Rusia, Tentara Putin Sudah Kalah di Ukraina
Gelombang serangan
Berezovets mengatakan pasukan Ukraina yang bertempur di Bakhmut dan Soledar mengatakan serangan datang dalam gelombang kelompok kecil, tidak lebih dari 15 orang, dengan gelombang pertama biasanya musnah. Pasukan pro-Rusia meninggalkan pita putih untuk mengikuti gelombang berikutnya.
“Kerumitan pertempuran di kota-kota seperti Bakhmut dan Soledar adalah sulit untuk menentukan siapa kawan dan siapa musuh,” katanya.
Di pusat pengungsian di dekat Kramatorsk, seorang pengungsi berusia 60 tahun bernama Olga mengatakan dia melarikan diri dari Soledar setelah pindah dari apartemen ke apartemen karena masing-masing dihancurkan dalam pertempuran tank.
“Tidak ada satu rumah pun yang masih utuh. Apartemen terbakar, terbelah dua,” kata Ms Olha, yang hanya memberikan nama depannya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Straits Times/Sky News